SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Istimewa/freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan harga beras di wilayahnya bakal terus mengalami kenaikan hingga awal tahun 2024. Kenaikan harga beras yang stabil ini dikarenakan masa paceklik akibat musim kemarau.

Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, mengatakan kenaikan harga beras dipicu karena saat ini memasuki musim paceklik. Pada masa itu, produksi beras tidak maksimal karena dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya kemarau.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Syam mengatakan puncak panen padi di DIY berada pada rentang Maret-April. Saat itu menurutnya hasil panen beras akan melebihi jumlah kebutuhan, sementara setelah rentang tersebut menurutnya jumlah panen akan mengalami penurunan.

“Apalagi ini diprediksi musim kemarau panjang, sehingga memang Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan [DPKP] DIY sudah menganjurkan di beberapa lokasi tanamannya bukan padi lagi, melainkan palawija untuk menghindari gagal panen,” katanya.

Menurut Syam, kondisi tersebut pun menyebabkan harga beras dari petani sudah mengalami kenaikan. Sehingga harga beras dipasaran ikut merangkak naik. “Kemungkinan [harga] beras akan turun sekitar Februari [2024]. Harapan dengan adanya operasi pasar dan pasar murah harga beras tidak terus naik,” kata Kepala Disperindag Yogyakarta itu.

Sebagai upaya pengendalian harga beras di pasaran, Disperindag Yogyakarta berupaya melakukan operasi pasar dan melakukan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga akhir 2023 untuk memastikan ketersediaan beras tercukupi dan harga beras tidak melonjak tinggi.

Menurut Syam, pada September 2023, Disperindag DIY bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) akan melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan 8 ton beras pada 4 pasar tradisional. Selain itu akan dilakukan pula penyaluran beras SPHP di beberapa titik pada kabupaten/kota DIY.

Salah satu pedagang beras di Pasar Beringharjo, Idris, 40, mengaku banyak pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga beras. Idris mengaku beras premium yang dijualnya semula Rp11.000 per kg, sementara dalam satu bulan belakangan naik menjadi Rp.14.500 per kg.

“Ya harga terus naik, tapi masih mending naiknya naik terus daripada telur, naik turun. Kalau beras naiknya pelan-pelan, turunnya juga pelan-pelan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya