SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di musim kemarau. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA — Musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2023 ini diperkirakan berlangsung lebih lama dibanding tahun sebelumnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau di DIY terjadi pada April hingga Oktober dengan puncaknya terjadi pada Juli-Agustus 2023.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, mengatakan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023. “Anomali Suhu Muka Laut Perairan Indonesia [Sea Surface Temperature/SST] pada Maret hingga Mei 2023 didominasi kondisi normal yang kemudian akan beralih menuju anomali positif (hangat) pada Juni hingga Agustus 2023,” jelasnya melalui rilis, Kamis (27/4/2023).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Dijelaskan Reni, monsun Australia diprakirakan mulai memasuki wilayah Indonesia selatan ekuator pada Mei 2023 dengan intensitas relatif sama dengan pola normalnya. Posisi daerah pertemuan angin di sekitar ekuator (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) sepanjang April hingga Juli 2023, sambungnya, diprediksi berada di sekitar ekuator hingga sebelah utara garis ekuator dengan posisi sesuai dengan normalnya.

Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer-laut tersebut di atas, diprakirakan awal musim kemarau di DIY terjadi pada April dasarian II (meliputi sebagian kecil Kabupaaten Sleman bagiaan barat, sebagian kecil Bantul bagian barat dan Kulonprogo bagian timur). Sedangkan, April dasarian III meliputi Kulonprogo bagian barat dan selatan.

Selanjutnya, Mei dasarian I (meliputi Kabupaten Kulonprogo bagian utara, sebagian besar Kabupaten Sleman serta sebagian besar Kabupaten Bantul dan Gunungkidul). “Dari 8 Zona Musim (ZOM) di DIY, 2 ZOM (25%) diprakirakan akan mulai memasuki musim kemarau pada April 2023 dan 6 ZOM (75%) pada Mei 2023,” tandasnya.

Menurut Reni, jika dibandingkan dengan rata-ratanya, awal musim kemarau 2023 di DIY bervariasi dari maju 1 dasarian, mundur 1 dasarian dan sama dengan rata-ratanya dengan perincian 2 ZOM (25%) maju, 3 ZOM (37.5%) mundur dan 3 ZOM (37.5%) sama dengan rata-ratanya.

“Sifat hujan selama musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan seluruhnya normal. Puncak musim kemarau 2023 di DIY diprakirakan berlangsung antara Juli hingga Agustus 2023 dengan perincian 1 ZOM (12,5 persen) pada Juli 2023 dan 7 ZOM (87,5%) pada Agustus 2023,” jelasnya.

Reni pun mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat luas untuk lebih bersiap dan mengantisipasi dampak musim kemarau 2023 yang diprakirakan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.

“Untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, perlu melakukan langkah antisipasi memilih budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, waspada kebakaran hutan, lahan dan semak serta menghemat penggunaan air bersih,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya