SOLOPOS.COM - ilustrasi tertidur (favim.com)

ilustrasi (favim.com)

JOGJA–Udara dingin di wilayah DIY masih akan terus berlanjut sampai berakhirnya musim kemarau. Suhu terendah yang dicatat Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mencapai 20 derajat Celcius.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Suhu itu dirasakan warga Jogja pada Senin (7/2) dini hari saat berlangsungnya Final Euro 2012 antara Spanyol versus Italia.

“Suhu terendah yang dicatat BMKG 20 derajat Celcius Senin dini hari tadi pagi,” ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta Riyadi saat dihubungi, Senin (2/7).

Menurutnya, suhu dingin berlangsung sejak akhir Juni lalu. Saat musim kemarau, awan cenderung relatif lebih sedikit dibanding musim hujan. Akibatnya, panas Matahari sampai ke Bumi tidak terperangkap dan langsung menguap ke atmosfir pada malam hari. “Hal ini yang menyebabkan suhu udara menjadi dingin,” jelasnya.

Kondisi seperti ini akan berlangsung selama musim kemarau yang diprediksi sampai Oktober. Dengan suhu rata-rata pada malam hari antara 22 derajat sampai 24 derajat Celcius.

Diprediksi udara malam akan lebih dingin pada akhir Juli mencapai kisaran 16 derajat celcius. “Tapi, ini normal saja terjadi di setiap musim kemarau,” imbuh Riyadi.

Ia hanya menyarankan kepada masyarakat agar lebih giat menjaga kesehatan tubuh. Pasalnya cuaca dingin pada malam hari, sementara saat siang Matahari sangat menyengat membuat orang rentan terserang penyakit. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya