SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Sidak makanan di Jogja lagi-lagi diwarnai dengan temuan produk rusak di supermarket.

Harianjogja.com, JOGJA-Gelaran operasi barang beredar yang diselenggarakan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja jelang Natal dan Tahun Baru, menemukan 91 produk rusak. Dengan karakteristik produk tak ubahnya seperti temuan-temuan sidak yang pernah dilakukan sebelumnya.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Disebutkan oleh Triastuti Apriantini, Kepala Seksi Pembinaan Usaha Disperindagkoptan Kota Jogja, operasi tersebut menyasar parsel yang dijajakan di sejumlah supermarket dan toko waralaba, seperti di Indomaret, Alfamart yang berada di Jl.Timoho, dan sejumlah supermarket di Jl.Solo dan Jl.Cornelis Simanjuntak. Ia menyebutkan, jumlah parsel yang beredar tak sebanyak ketika jelang hari raya Idul Fitri.

“Temuan berupa susu, mayonaise, susu, sardine, dan minuman ringan yang kalengnya penyok. Selain itu, sejumlah produk seperti beras dan gula dengan berat timbangan tidak sesuai dengan berat bersih yang tertera pada kemasan,” ujar Apri, Senin (22/12).

Selain itu, ditemukan pula minuman yang berkadar alkohol 5% tidak ditempatkan sesuai aturan. Serta roti dan bakery yang tidak memiliki tanda nomor sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga dan tanggal kedaluarsa.

“Seharusnya minuman alkohol berkadar 5% tadi dipajang di tempat khusus,” tandas Apri.

Sementara Sri Harnanik, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkoptan Kota Jogja mengungkapkan, operasi barang beredar digelar bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, PPNS, Kepolisian Resor Kota Jogja, Dinas Kesehatan.

Yang diawasi adalah barang yang dipajang oleh toko. Apabila ditemukan produk bermasalah, maka produk akan diambil. Setelah itu manajer toko akan diberikan pengarahan agar produk tadi tidak dipajang kembali.

“Kalau ada toko atau supermarket yang melakukan kesalahan serupa dan berulang kali, maka akan kami beri teguran. Tapi biasanya mereka [pihak toko atau supermarket] patuh,” urainya.

Operasi barang beredar mulai gencar dilakukan mengingat parsel mulai ramai dijajakan.

“Kami tidak ingin konsumen mendapatkan produk yang ternyata sudah kedaluarsa atau rusak,” pungkas Sri Harnanik yang dijumpai di ruang kerjanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya