SOLOPOS.COM - Sekitar 1.026 siswa berkumpul untuk belajar menyikat gigi bersama di halaman SDN Temon pada Jumat (18/3/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Sikat gigi massal di Kulonprogo diikuti 1.026 anak

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sekitar 1.026 siswa SD di Kecamatan Temon beramai-ramai menyikat gigi bersama di halaman SDN Temon, Jumat (18/3/2016). Berbekal gelas, pasta gigi, dan sikat gigi sejumlah ini kemudian berjongkok bersama untuk belajar menyikat giginya dengan benar.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Didampingi para dokter gigi dan guru-gurunya, sejumlah anak ini nampak antusias menyikat gigi sembari menghadap saluran bambu yang difungsikan mengalirkan air bagi para siswa ini.

Suasana makin riuh rendah manakala salah satu dokter kemudian menyerukan yel-yelnya agar anak-anak ini lebih semangat. Tak ingin kalah, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo yang juga hadir saat ini juga menyerukan kalimat yang serupa.

Suasana penuh gelak tawa anak-anak ketika beberapa dari mereka masih membutuhkan bantuan dari para dokter yang hadir kala itu. Khas anak-anak pula, mereka saling menertawakan pipi salah satu kawan yang penuh dengan busa pasta gigi. Anak-anak ini saling senggol, saling sikut, saling mengganggu satu sama lain namun tak lupa pula saling mengajari.

Dari sekian anak, Saula, salah satu siswa SDN I Kedundang menyebutkan bahwa ia sudah terbiasa menyikat gigi sebagaimana yang diajarkan dokter. Bahkan, ia juga bisa menjelaskan bahwa sikat gigi sebaiknya dilakukan pada pagi hari seusai sarapan dan malam hari sebelum tidur.

“Senang dong, giginya jadi bersih,”ujarnya dengan pipi belepotan busa pasta gigi. Saula juga mengaku tidak pernah sakit gigi selama ini karena ia sudah rajin menyikat gigi.

Sejumlah anak ini memang dikumpulkan guna memperingati Hari Kesehatan Mulut dan Gigi Sedunia atau World Oral Health Day (WOHD) yang jatuh pada 20 Maret mendatang oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Kulonprogo.

Terlebih lagi, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut masih terbilang rendah. Drg Tuty Purwanti menjelaskan bahwa resiko penyakit gigi dan mulut bisa jauh lebih parah daripada sekedar gigi berlubang. “Karena itu, kami ingin anak-anak ini memahami cara sikat gigi yang benar,” ujarnya saat pelaksanaan acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya