SOLOPOS.COM - Latihan SAR Asia Pasifik 2016 di Sleman, Selasa (26/7/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Simulasi bencana di Sleman digelar oleh gabungan SAR 25 negara

Harianjogja.com, SLEMAN- Gempa bumi kembali mengguncang wilayah DIY, Selasa (26/7/2016) siang. Korban luka dan jiwa berjatuhan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Tim penyelamat dari Badan SAR Nasional (Basarnas) berdatangan untuk melakukan evakuasi.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Teriakan minta tolong korban gempa silih berganti terdengar di sekitar lokasi. Isak tangis anak-anak hingga orang dewasa juga saling bersahutan. Sebagian dari mereka kebingungan mencari sanak saudaranya yang hilang, terpisah saat gempa menerjang.

Ada juga ibu yang meratapi anaknya yang meninggal akibat bencana itu. Mereka tidak menyangka, musibah datang di siang bolong. Panik, haru menyelimuti warga saat itu.

Lima menit usai gempa, ratusan personel Basarnas bergerak menuju titik lokasi gempa bumi di wilayah Jombor, Mlati, Sleman. Mereka tiba dalam beberapa tim. Selain mengevakuasi mereka yang terluka, para personel juga menggiring warga ke tempat yang aman dari reruntuhan gedung dan bangunan.

Sebagian personel, dikerahkan untuk mendirikan pos komando di lapangan Jombor. Dalam hitungan menit, empat tenda raksasa sudah berdiri di atas lapangan hijau, sebelah Timur flyover Jombor.

Para personel Basarnas diburu oleh waktu. Banyak sekali warga yang perlu diselamatkan. Tim-tim kecil penyelamat dibentuk untuk menyisir gedung-gedung dan bangunan di lokasi gempa. Beberapa korban luka ditemukan. Sebagian korban lainnya berhasil dievakuasi kemudian di tempatkan di posko kebencanaan untuk mendapat perawatan.

Raungan sirine dari mobil-mobil ambulan hilir mudik tanpa henti. Mobil-mobil itu mengangkut para korban gempa. Beberapa personel Basarnas juga berlari-lari kecil, meminta bantuan teman-temannya. Untuk memudahkan evakuasi, Basarnas juga mengerahkan pasukan anjing pelacak untuk mencari titik-titik korban.

Di sebuah mall, beberapa personel Basarnas bersiaga. Kabarnya, masih banyak warga yang terperangkap di gedung yang porak-poranda diakibatkan gempa berkekuatan 6 SR tersebut. Curamnya medan, membuat personel menunggu pasukan Urban SAR atau pencarian dan penyelamatan pada bencana perkotaan Basarnas.

Bersambung ke halaman 2

Sejurus kemudian, dua helikopter jenis Agustawestland Aw139 SAR dan Dauphin call sign HR 3602 yang membawa pasukan Urban SAR tiba. Dengan peralatan SAR yang dibawanya, mereka mencoba mengevakuasi korban yang terjebak dalam mall. Satu persatu, korban yang terluka diturunkan dari tali penyelamat sebelum dibawa mobil ambulance.

Demo penyelamatan inilah yang membuat detak kagum masyarakat yang menyaksikan Urban SAR Basarnas dalam Latihan SAR Asia Pasifik 2016. Pasalnya, pasukan Urban SAR Basarnas sangat piawai dalam menangani peryelamatan korban bencana dari udara.

Terdapat 25 negara yang mengikuti latihan gabungan tersebut. Mereka bernaung di bawah bendera INSARAG (International Search And Rescue Advisory Group). Organisasi ini merupakan kumpulan organisasi internasional di bidang pencarian dan penyelamatan pada bencana perkotaan.

Negara yang mengirim peserta antara lain Mongolia, China, Thailand, Jepang, Nepal, Kamboja, Swiss, India. Selain itu juga Polandia, Iran, Korea, Bangladesh, Brunai, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Salah satu tujuan latihan gabungan ini, menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo, untuk menguji atau memperkuat sistem koordinasi dan pengendalian operasi SAR dalam bencana antara Basarnas dengan lembaga/instansi terkait secara nasional dan internasional.

Kegiatan itu juga untuk menyelaraskan berbagai aturan internasional dalam pemenuhan kualifikasi tim Urban SAR.

“Semua tim SAR saat bencana datang harus saling mendukung, bekerja bersama-sama. Baik SAR Nasional, TNI, POLRI, dan daerah,” ujarnya di sela-sela kegiatan tersebut.

Ketua INSARAG Asia Pasifik  Zhao Ming dari China dan Kepala Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia, Oliver Lacey Hall juga turut menghadiri kegiatan tersebut. Menurut Zhao Ming, rata-rata negara peserta mengirim 5-10 peserta.

Misi INSARAG sendiri, katanya, untuk mengembangankan hubungan internasional dalam upaya menyelamatkan korban jiwa. “Termasuk memberikan pelayanan kemanusiaan saat terjadi bencana maupun musibah,” ucapnya.

Soelistyo meyakini, jika seluruh personel SAR yang muncul di masyarakat bekerja bersama-sama, maka saat menghadapi bencana gempa bumi seperti pada 2006 lalu di Bantul, upaya penyelamatan korban bisa dilakukan secara maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya