Jogja
Senin, 19 Mei 2014 - 12:20 WIB

Sirine Merapi Berbunyi, Warga KRB III Wajib Lari

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi bencana banjir lahar hujan Merapi di Desa Sindumartani Ngaglik Sleman, Sabtu (17/5/2014). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terus menggelar sosialisasi di daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi selama sepekan terakhir. BPBD pekan ini akan menyasar kawasan barat Merapi yakni Kecamatan Pakem, Sleman.

Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi menjelaskan, sosialisasi diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi warga di lereng Merapi terutama yang masih tinggal di KRB III. Pertama kali pihaknya melakukan sosialisasi di Dusun Pangukrejo, Desa Umbulharjo, disusul Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo serta Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan.

Advertisement

Pekan ini pihaknya menyasar dua titik lagi di sisi barat Merapi yakni di Dusun Hargobinangun, Kecamatan Pakem. “Hari Selasa [20/5/2014], rencananya kami akan sosialisasi dua titik di Kecamatan Pakem,” terang Gatot saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (18/5/2014).

Ia menambahkan, secara umum pihaknya memberikan penegasan kepada warga agar lebih bersiap dalam menghadapi bencana, terutama karena saat ini kondisi Merapi masih berstatus Waspada.

Warga sebaiknya memperhatikan imbauan BPPTKG dan BPBD. Ia mencontohkan, di Kalitengah Lor sudah ada sirine mengungsi. Jika sudah berbunyi maka seluruh warga harus segera meninggalkan permukiman.

Advertisement

“Kalau sirine itu khusus untuk status Waspada, kalau sudah berbunyi warga wajib lari. Tapi kami melihat, semua warga sudah melihat kesiapsiagaan itu. Fasilitas juga kami lihat sudah dipersiapkan seperti barak, kalau ada kekurangan akan kami berikan perbaikan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif