SOLOPOS.COM - Lomba peringatan Hari Autis, Kamis (2/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Siswa inklusi dari Kulonprogo ikut pertukaran pelajar ke Virginia.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Seorang siswa berkebutuhan khusus di SMA Negeri 1 Sentolo terpilih mengikuti pertukaran pelajar ke Virgnia, Amerika Serikat. Selain mendapat kesempatan emas untuk mengembangkan diri, dia juga diharapkan mampu mempromosikan Kabupaten Kulonprogo di kancah internasional.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan SMA dan Kejuruan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Kulonprogo, Subardi mengatakan, pertukaran pelajar berlangsung selama sebulan. Siswa kelas XII MIA 1 bernama Anisa itu akan berangkat bersama peserta pertukaran pelajar lain dari beberapa sekolah di DIY pada 20 Juli mendatang.

“Tadi dia pamitan dan mohon doa restu. Kami juga sekalian melakukan koordinasi dengan pihak sekolah,” ungkap Subardi, Selasa (7/7/2015).

Subardi menambahkan, pihaknya akan menyiapkan beberapa materi seputar Kulonprogo yang layak disampaikan Anisa kepada masyarakat Virginia. Misalnya mengenai keunggulan dan potensi Kulonprogo dari sisi pembangunan daerah hingga sektor pariwisata. “Dia juga bisa sosialisasi mengenai pusat layanan autis yang ada di Sentolo,” paparnya.

Sepulang dari Virginia, Anisa kemudian berkewajiban membagikan pengalamannya, setidaknya kepada para siswa SMA Negeri 1 Sentolo. Dia diharapkan bisa menjadi inspirasi dan memotivasi siswa lain untuk meningkatkan prestasi. “Sekolah juga kami minta bersiap karena setelah ini mungkin akan ada sekolah lain yang jadi tertarik melakukan studi banding ke sana,” kata Subardi menguraikan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Sentolo, Sugiyanto mengatakan, sebelumnya Anisa mengikuti seleksi pertukaran pelajar yang diselenggarakan Yakkum. “Kemampuan akademik Anisa memang cukup baik. Dia juga bisa berbahasa Inggris dengan lumayan bagus,” ucap Sugiyanto.

Sugiyanto lalu menjelaskan, Anisa tidak memiliki kekurangan yang mempengaruhi kemampuan intelektual. Dia hanya membutuhkan kruk sebagai alat bantu karena kedua kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan normal. Meski demikian, selama ini sekolah tetap memperlakukannya seperti siswa lain. “Kami selalu menyemangati agar dia tetap semangat dan tidak minder meskipun berkebutuhan khusus,” ujarnya.

Saat ini, SMA Negeri 1 Sentolo, hanya memiliki satu siswa berkebutuhan khusus. Sebelumnya, ada juga satu siswa tuna rungu yang kemudian dinyatakan lulus tahun ini. “Tahun ini belum ada peserta didik baru yang berkebutuhan khusus lagi,” imbuh Sugiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya