Jogja
Senin, 2 Desember 2013 - 15:02 WIB

Siswa SMP Al Azhar Jogja Merancang Lampu Sein Otomatis pada Helm

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Naufal Rasendriya Apta Raharema (kiri) dan Archel Valiano (kanan), bersama Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI, saat menerima penghargaan National Young Inventors Award Ke-6 2013 di Jakarta beberapa waktu lalu. (IST)

Di jalanan, sering kali dijumpai sepeda motor yang membawa barang bawaan melebihi kapasitas hingga menutup lampu sein. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, helm berlampu sein otomatis pun diciptakan.

Lampu sein pada sepeda motor merupakan perangkat vital untuk menunjang keselamatan pengendara. Bayangkan saja, saat lalu lintas padat dan pengendara motor berbelok arah tanpa lampu sein, kecelakaan lalu lintas (laka lantas) bukan tidak mungkin terjadi.

Advertisement

Bagaimana bila lampu sein tertutup benda sehingga fungsi sein tidak maksimal? Jawabannya bisa digunakan lampu sein otomatis yang disematkan pada sebuah helm.

Alat itulah yang berhasil diciptakan oleh dua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Azhar 26 Jogja, Naufal Rasendriya Apta Raharema dan Archel Valiano.

Advertisement

Alat itulah yang berhasil diciptakan oleh dua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Azhar 26 Jogja, Naufal Rasendriya Apta Raharema dan Archel Valiano.

“Ide ini muncul karena di jalanan banyak sepeda motor yang membawa barang bawaan melebihi kapasitas hingga menutup lampu sein. Untuk mengantisipasi terjadinya laka lantas, lampu sein bisa difungsikan di helm secara otomatis. Sekarang alat itu sedang dipatenkan,” ujar Naufal kepada Harian Jogja, Sabtu (30/11/2013).

Anak pertama pasangan Suwanto Raharjo dan Ema Utami itu sangat bangga berhasil menciptakan sebuah karya yang bisa digunakan orang banyak. Bersama Archel, selama dua hingga tiga bulan, Naufal harus menambah waktu belajarnya untuk menyelesaikan proyek helm berlampu sein otomatis pada standar keselamatan berkendara motor itu.

Advertisement

Selama mengerjakan proyek, baik orangtua Naufal maupun Archel terus memberi dukungan dan semangat. Kelelahan mereka pun dibayar dengan prestasi gemilang. Hasil karya siswa SMP tersebut meraih National Young Inventors Award Ke-6 2013 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta.

“Sangat bersyukur bisa membanggakan orangtua,” kata keduanya yang sama-sama bercita-cita jadi pengusaha itu.

Bahan yang digunakan untuk membuat helm itu sangat mudah didapatkan. Selain helm sebagai objek dasarnya, kedua siswa itu menyematkan baterei lithium, accelerometer, microcontroller atmega delapan dan lampu sein.

Advertisement

“Total biaya yang dihabiskan antara Rp700.000 dan Rp800.000. Barang-barang itu awalnya kami beli dulu, kemudian diganti sama sekolah. Kalau nanti diproduksi massal harganya bisa lebih murah sekitar Rp400.000 hingga Rp500.000 saja,” ujar Archel.

Lebih lanjut, Naufal menuturkan, cara kerja helm berlampu sein sangat mudah. Alat accelerometer berfungsi sebagai sensor yang dihubungkan dengan microcotroller. Adapun lampu sein dipasang pada sisi kanan dan kiri helm, kemudian dihubungkan dengan kedua alat itu.

Saat pengguna menggeleng ke kanan atau ke kiri satu kali saja, sensor akan merespons sehingga lampu sein menyala. “Kalau nengok ke kiri, maka lampu sein kiri menyala. Kalau nengok ke kanan sein yang kanan nyala. Kalau mematikan tinggal mengangguk saja,” ujar Naufal sambil memeragakan alat itu.

Advertisement

Tenaga listrik untuk menyalakan lampu sein pada helm diambil dari tenaga baterei lithium. Ketahanan baterei itu sesuai pemakaian dan bisa diganti bila tenaganya habis.

“Alat ini juga bisa digunakan saat musim hujan. Sudah diuji, dan tidak akan ada hubungan arus pendek meski kena hujan. Sebab, alatnya berada di balik cangkang helm bukan di luarnya,” jelas Archel.

Menurut Naufal, ke depan helm berlampu sein ini masih akan dikembangkan dengan memasang sensor lampu rem di belakang helm. Jadi, saat motor berhenti ada dua lampu yang menyala, pertama lampu belakang motor dan belakang helm.

“Kami juga akan mengembangkan alat ini pada sepeda onthel. Kan onthel belum ada lampunya?” tukasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif