SOLOPOS.COM - Ilustrasi beasiswa. (anomharya.web.id)
Harianjogja.com, SLEMAN—Pada periode Juli-Desember 2013, Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman memberikan beasiswa kepada 4.791 siswa SMA/MA/SMK.
Beasiswa tersebut berbentuk Jaminan Pelayanan Pendidikan Daerah (JPPD) dan bantuan rawan putus sekolah.
Kepala Disdikpora Kabupaten Sleman, Arif Haryono, menjelaskan JPPD diberikan kepada siswa dari keluarga miskin sedangkan bantuan rawan putus sekolah ditujukan kepada siswa dari keluarga rentan miskin.
“Itu kan berbeda. Kalau rentan miskin, mereka bisa saja tidak sekolah jika tidak dibantu tapi kalau yang miskin itu memang butuh dibantu,” kata Arif Haryono, Jumat (10/1/2014).
Tidak hanya mereka yang sekolah di wilayah Sleman saja. Beasiswa juga diberikan kepada siswa Sleman yang sekolah di kabupaten lain. Untuk itu Disdikpora Sleman juga bekerja sama dengan dinas pendidikan di kabupaten lain seperti Bantul, Jogja, Kulonprogo, Klaten, dan Magelang. Dari jumlah keseluruhan, lebih dari 30% siswa penerima beasiswa bersekolah di luar Sleman.
Siswa SMK penerima JPPD berhak atas Rp2,4 juta per tahun, sementara siswa SMA/MA sebanyak Rp2.04 juta. Sedangkan bantuan rentan sekolah diberikan kepada siswa SMA/MA sebesar Rp1,2 juta per tahun dan Rp1,5 juta untuk siswa SMK.
Beasiswa yang diberikan Sleman tidak diberikan langsung kepada siswa. Menurut Arif Haryono, hal itu untuk menghindari penyalahgunaan beasiswa.
“Kalau uang diberikan langsung kepada siswa nanti bisa digunakan untuk yang lain. Misalnya malah untuk makan bagi yang benar-benar miskin atau kalau anaknya nggak bener bisa buat jajan atau pulsa,” terang Arif Haryono.
Uang akan dikelola sekolah untuk biaya operasional. Tentu sekolah harus transparan yang menginformasikan kepada orangtua dan siswa perihal beasiswa yang diperoleh.