Jogja
Jumat, 7 November 2014 - 02:20 WIB

Sleman Butuh Gerakan Antikekerasan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Sejumlah elemen masyarakat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan adanya gerakan antikekerasan guna mengantisipasi aksi-aksi kekerasan, khususnya yang melibatkan pelajar.

Harapan tersebut mengemuka dalam kegiatan “Forum Group Discusion” (FGD) di Bappeda Kabupaten Sleman, Rabu (5/11/2014), dengan menghadirkan, antara lain Bupati Sleman Sri Purnomo, Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, Ketua DPD KNPI Kabupaten Sleman Syukron Arif Muttaqien, dan Koordinator FORPI Sleman Octo Lampito.

Advertisement

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan di era globalisasi ini keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan, saat ini sudah berubah.

“Karena saat ini tidak hanya ayah sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah tetapi ibu juga turut mencari nafkah bagi keluarga, sehingga menyebabkan intensitas bertemunya anak-anak dan orang tua menjadi berkurang,” katanya.

Menurut dia, hal itu sering kali memberikan dampak negatif bagi anak-anak dengan mencari sensasi atau kegiatan di luar rumah.

Advertisement

“Anak-anak yang mencari sensasi di luar rumah ini sering kali terjerumus dalam hal-hal yang negatif,” katanya.

Selain itu, katanya, wilayah Kabupaten Sleman merupakan daerah tujuan pendidikan dan pariwisata, sehingga banyak masyarakat dari seluruh wilayah di Indonesia yang datang ke Sleman untuk memperoleh pendidikan.

“Namun kadang kala masih membawa budaya asli mereka masing-masing sehingga terjadi gesekan-gesekan dengan warga lokal maupun dengan pendatang yang berujung pada konflik sosial di dalam masyarakat sehingga menjadikan ketidakamanan dan ketidaknyamanan lingkungan,” katanya.

Advertisement

Ia berharap forum itu menjadi media yang baik untuk mencari formulasi guna lebih mendorong dan memotivasi peran aktif masyarakat dalam ikut mewaspadai berbagai potensi tindak kekerasan yang mengancam kehidupan masyarakat.

Latar belakang kegiatan itu, katanya, karena pada akhir-akhir ini banyak terjadi kekerasan di wilayah Kabupaten Sleman yang bahkan sampai menimbulkan korban jiwa, beberapa di antaranya adalah pelajar.

Banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan, antara lain karena balas dendam dan faktor ekonomi.

Selain itu, munculnya kabar berita di berbagai media yang menyebutkan akan adanya perekrutan terhadap pelajar-pelajar SMP dan SMA untuk dijadikan anggota geng semakin menjadikan situasi dan kondisi yang tidak nyaman bagi para orang tua.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif