SOLOPOS.COM - Fakhri Shodiq, dalang cilik tengah memainkan wayang kulit dalam Atraksi Kesenian Tradisional mendukung Keistimewaan DIY di Balai Desa Bejiharjo, Selasa (17/12/2013) malam. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Kabupaten Sleman memiliki 125 orang dalang yang terdiri 105 dalang dewasa dan 20 dalang anak

Harianjogja.com, SLEMAN-Bupati Sleman Sri Purnomo mengukuhkan pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Sleman periode 2015-2020 di Kompleks Studio Konco Tani, Sidokarto, Godean, Sleman, Senin (2/3/2015) malam.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Pengurus yang baru diharapkan bisa membuat dunia pedalangan di Sleman semakin dinamis dan mendorong masyarakat untuk mengapresiasi kebudayaan sendiri.

“Wayang adalah hasil peradaban yang adiluhung dan sarat makna. Dalang adalah kunci keberlangsungan kesenian wayang,” kata Sri Purnomo dalam rilis Humas Sleman, Selasa (3/3/2015).

Menurut Sri Purnomo, cara pandang dalang dalam memahami kehidupan akan memberikan nuansa berbeda dalam setiap lakon yang dimainkan. “Dalang adalah tempat bergantung hidup dan matinya kesenian wayang,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris II Pepadi Sleman, Wiji Raharjo mengungkapkan, kondisi pedalangan di Sleman saat ini masih kalah gaungnya dibanding Bantul dan Kulonprogo. Padahal jumlah dalang yang tercatat mencapai 105 dalang dewasa dan 20 dalang anak.

“Kondisi ini ironis mengingat dari segi kuantitas dan kualitas, Sleman tidak kalah dengan kabupaten lain,” ujar Widi.

Widi mengatakan Pepadi Sleman period 2015-2020 diketuai oleh R.Sugiyo. “Pengurus baru akan berupaya memajukan pedalangan Sleman agar gaungnya dapat terdengar dan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung keistimewaan DIY,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya