Solopos.com, KULONPROGO — SMK Negeri 1 Temon, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, terendam banjir hingga ketinggian selutut, Kamis (13/10/2022). Karena kebanjiran, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut dialihkan daring.
Kepala SMKN 1 Temon, Fauzi Rokhman, mengatakan kondisi sekolah saat ini terendam banjir lantaran hujan deras yang melanda wilayah Temon. Banjir kali ini menjadi yang kedua kalinya sepanjang tahun ini.
Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon
“Di bulan ini volume banjirnya lebih besar. Sehingga ketinggian air ini lebih tinggi dibanding yang Maret,” kata dia, Kamis.
Dia menuturkan banjir setinggi lutut itu membuat murid tidak memungkinkan untuk mengikuti aktivitas belajar di sekolah. Hingga akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk belajar daring.
Pembelajaran daring akan diterapkan hingga kondisi sekolah memungkinkan kembali untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca Juga: Dituntut 11 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Terdakwa Klitih: Ini Tak Adil!
“Maka sejak tadi sebelum subuh kami informasikan kepada para siswa lewat grup wali murid untuk anak-anak tetap belajar di rumah, kemudian bapak ibu guru untuk memberikan tugas secara daring,” jelasnya.
Sebenarnya sekolah telah meninggikan lantai sejumlah ruangan karena banjir yang sebelumnya terjadi. Namun, beberapa kelas masih terendam. Rata-rata ketinggian banjir kali ini mencapai selutut orang dewasa atau sekitar 60 sentimeter.
“Di banjir yang kali ini sudah hampir mencapai ruangan yang kami tinggikan. Jadi lokasi sekolah kami itu memang posisinya lebih rendah dibanding jalan. Jadi air itu yang di jalan dengan yang di dalam lingkungan sekolah itu lebih dalam yang di lingkungan sekolah,” ucap dia.
Baca Juga: Ada Pesan Berantai soal Anak SMA Dibacok Begal di Sleman, Ini Penjelasan Polisi
Pihaknya telah melaporkan kondisi sekolah yang sering kebanjiran ke Forum Kapanewon Temon dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
Fauzi menyampaikan BBWSSO telah membuat klep untuk saluran air. Meski sudah terlihat fungsinya, akan tetapi intensitas hujan yang cukup deras belum bisa mengatasi banjir secara maksimal.
Salah satu siswa SMKN 1 Temon, Faturohman Yulistiawan kondisi air di sekolah cukup tinggi sehingga tidak bisa belajar di sekolah. Para siswa termasuk dirinya lantas di arahkan untuk belajar di rumah.
“Tadi ke sekolah saya mau menjenguk keadaannya gimana. [Niatnya mau bersih-bersih] iya, tetapi belum bisa,” lanjutnya.
Baca Juga: Pabrik Kerajinan Kayu di Gunungkidul Terbakar, Pemilik Rugi Ratusan Juta Rupiah
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa menerangakan ada dua kapanewon yang terdampak banjir bersifat temporer yakni di Kapanewon Temon dan Kapanewon Panjatan. Secara historis, dua Kapanewon tersebut dijelaskan Budi memiliki catatan banjir musiman.
“Jadi setiap memang musim penghujan pasti ada genangan air. Mayoritas itu lahan pertanian kemudian lingkungan pemukiman. Namun demikian lingkungan pemukiman itu hanya sebatas sampai di halaman rumah. Jadi tidak sampai masuk, seandainya pun masuk rumah surutnya itu cepat,” ujar dia.
Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Kebanjiran, SMKN 1 Temon Sekolah Daring