SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X (Harian Jogja-Desi Suryanto)

Solopos.com, JOGJA — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku prihatin dengan tingginya harga tanah dan rumah di wilayahnya. Sultan menegaskan tingginya harga rumah tersebut disebabkan adanya alih fungsi lahan.

“Kami pun sebetulnya juga sedih, setiap tahun 200 hektare [tanah] jadi pemukiman, jalan, tidak hanya rumah, tapi juga dari fasilitas yang lain per tahun. Kita lama-lama hidupnya mepet laut selatan sama mepet [gunung] Merapi,” kata Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kamis (6/4/2023).

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Tingginya harga tanah di DIY, kata Sultan, juga dipengaruhi pembeli tanah dari luar DIY yang sanggup membayar harga jual tanah tanpa menawar. Kondisi ini membuat tanah di DIY semakin mahal.

“Teman-teman [pembeli tanah dari] Jakarta kalau beli tanah ora ngenyang e [tidak menawar], ya makin tinggi. Orang luar Jogja bisa beli, orang Jogja-nya enggak punya rumah,” kata dia.

Meski masyarakat Yogyakarta kesulitan untuk membeli rumah, Sultan menyampaikan karakteristik masyarakatnya termasuk guyub. Banyak keluarga di DIY yang tinggal bersama di dalam satu rumah yang statusnya rumah warisan orang tua.

“Masyarakat kita kan guyub, dalam arti biarkan itu rumah waris, kalau punya anak tiga, keluarga berada di situ semua kan bisa. Masyarakat kita ini kan tidak pernah kita punya kakak-beradik menempati [tanah] waris ini hakku, kamu adik saya keluar dari sini, kan enggak gitu,” jelas dia.

Jadi, lanjut Sultan, meskipun tinggal di rumah warisan yang ditinggali lebih dari satu keluarga inti, hal itu tidak menjadi persoalan.

“Hanya kebetulan kita tahu itu bisa, sehingga satu rumah ditinggali tiga kepala keluarga yang sebetulnya ada hubungan saudara,” kata dia.

Rumah Bagi Warga Miskin

Atas permasalahan itu, Raja Keraton Jogja itu menyampaikan bakal memanfaatkan tanah Sultan Ground (SG) untuk pembangunan rumah bagi warga miskin. Tanah SG bisa digunakan untuk pembangunan perumahan atau rusunawa murah bagi warga miskin.

“Asalkan yang punya bisa, enggak ada masalah [menggunakan tanah SG],” ucapnya.

Sultan pun mengaku sedang memikirkan sejumlah pertimbangan terkait rencana hunian murah bagi warga miskin tersebut.

“Sedang kami upayakan [hunian bagi warga miskin], tetapi apakah bisa satu tempat untuk orang yang misalnya, satu kamar ditinggali bisa orang tiga. Kalau sebulan itu Rp300.000 atau Rp400.000, tapi dibagi tiga pemukiman apakah visible?.”

HB X pun mengaku tak ingin memberatkan masyarakat DIY dengan biaya yang tinggi.  “Soalnya kalau satu rumah sudah Rp400.000, kita disini kalau nyewa kos kan mahal, kan bisa sudah 40% sendiri dari penghasilan,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Sultan Pertimbangkan Tanah SG Digunakan untuk Pembangunan Rumah Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya