Jogja
Minggu, 2 September 2012 - 11:18 WIB

SOSOK INSPIRATIF: Semangat Usia Senja Soebagjo

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di usia senja, semangat Soebagjo justru menggebu. Ia berupaya sekuat tenaga agar berguna bagi masyarakat banyak dengan memimpin barisan Komunitas Code-X.

Siapa menyangka pemilik nama lengkap Natanael Soebagjo Soewignyo ini kini berusia 64 tahun. Bicaranya masih lantang, badannya segar, raut wajah ceria. Saat mengobrol dengan Harian Jogja beberapa waktu lalu, Bagjo, begitu sapaan akrabnya, bersemangat menceritakan kiprahnya dalam komunitas Code-X (Community On Dyal Emergency 2010).

Advertisement

“Banyak orang menyebut Code-X adalah komunitas Kali Code. Memang benar, tapi arti sesungguhnya bukan sebatas yang berkaitan dengan Kali Code saja,” ujar lelaki yang akrab disapa Bagjo ini pekan lalu.

Ranah sosial menjadi minat terbesar lelaki asli Jogja ini. Saat terjadinya erupsi Merapi Oktober 2010, Bagjo turut membantu memantau kali code dengan menggunakan HT (handy talkie) yang ia miliki sebagai alat komunikasi dengan pihak pemantau yang berada di kawasan Merapi.

Advertisement

Ranah sosial menjadi minat terbesar lelaki asli Jogja ini. Saat terjadinya erupsi Merapi Oktober 2010, Bagjo turut membantu memantau kali code dengan menggunakan HT (handy talkie) yang ia miliki sebagai alat komunikasi dengan pihak pemantau yang berada di kawasan Merapi.

Kebetulan ia tinggal tak jauh dari bantaran Kali Code sehingga merasa berkewajiban membantu sesama. “Waktu itu banyak yang bawa HT, sekitar sembilan orang. Kenapa tidak dikumpulkan sekalian untuk mempermudah pantauan?” kisahnya.

Sejak itulah para pemilik HT berkumpul, saling mencari informasi, kemudian menghimpun info itu untuk disampaikan pada warga agar mereka cepat bertindak jika sewaktu-waktu terjadi banjir lahar dingin.

Advertisement

Bapak empat anak ini lalu menyusun rencana kerja Code-X. Ia menjadi garda depan setiap kegiatan. Misalnya pembersihan kali dari amukan sampah, membantu memadamkan kebakaran rumah-rumah, penjagaan keamanan hajatan di berbagai tempat, sampai pengamanan laka laut.

Saat padusan menjelang bulan Ramadan lalu misalnya. Komunitas Code-X tanpa diminta aparat, membantu dengan sukarela mengamankan jalannya padusan di pantai selatan. Saat pengunjung pantai banyak yang disengat ubur-ubur, Bagjo tak segan-segan beraksi membopong para korban dari bibir pantai menuju pos. “Tenaga saya ternyata masih kuat juga ya,” ujarnya berderai tawa.

Sebelah Mata

Advertisement

Awalnya Komunitas Code-X hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar dan instansi terkait. Komunitas ini dianggap untuk menunjukkan gagah-gahanan karena para anggotanya memiliki HT.

Namun berkat kerja keras Bagjo menggiatkan kegiatan sosial tanpa pandang bulu dan tidak meminta balasan, akhirnya warga mulai percaya. Ada yang memberikan bantuan tower, antenna, bahkan komunitas Code-X kini menempati posko yang dulu digunakan sebagai posyandu di Prawirodirjan, Gondomanan, Jogja. Mereka mendirikan Radio Komunitas Code-X 141.940 MH guna memantau arus Kali Code.

Tak hanya itu, hampir setiap hari undangan datang meminta bantuan pengamanan kegiatan. “Baru saja ada permintaan pengamanan dari SMA 10 untuk upacara jam 6 pagi,” ujarnya.

Advertisement

Menjadi relawan bukan hal baru bagi Bagjo. Ia menekuni bidang yang menjadi minatnya, yakni dunia sosial sekaligus tantangan sejak remaja. Hingga kini ia masih mengikuti latihan bela diri dan masuk dalam jajaran Pacar, yakni forum komunikasi untuk instansi ketika menjabat sebagai staf di Kantor Departemen Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1971-2004.

Untuk itu, meski di usia yang sudah lanjut, Bagjo tetap bugar. Ia menjadi teladan bagi para pemuda untuk peduli sesama dan lingkungan sekitar. Ia juga melakukan terobosan berupa pelatihan-pelatihan yang menantang seperti menyusur gua dan panjat tebing agar mental serta fisik terus terasah.

Bagjo sendiri tidak merasa rasa takut ketika menggelantung di Gua Jomblang yang tingginya mencapai puluhan meter guna melatih keseimbangan tubuhnya. “Kami berusaha selalu siap untuk membantu dalam kondisi apapun,” tutur lelaki yang juga menjadi Ketua Paguyuban Gondomanan ini.

Semua kegiatan yang ditekuninya ini adalah panggilan jiwa yang tumbuh dari hatinya. Sebagai pensiunan ia tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk bersantai-santai.

Bagjo menyadari usianya kian bertambah, tapi dengan kegigihannya suami Sukarni ini bersikeras memberikan contoh bagi generasi muda agar terus memacu kreativitas dan inovasi. Terpenting, memiliki rasa peduli sesama tanpa balasan, sekalipun nyawa sebagai taruhannya.

Advertisement
Kata Kunci : Inspirasi Kali Code Sosok
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif