Jogja
Senin, 26 Maret 2018 - 21:00 WIB

Sosok Probosutedjo di Mata Warga Kemusuk

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Dokumentasi saat Ketua Umum PNI Front Marhaenis, Probosutedjo, membacakan pertanyaan yang memprotes pernyataan Presiden BJ Habibie tentang Komunis, Marhaenis serta Sosialis, di Jakarta, Jumat (7/5/1999). (JIBI/Solopos/Antara/Jaka)

Probosutedjo dikenang kerap membantu warga.

Harianjogja.com, BANTUL–Adik Presiden RI kedua Soeharto, Probosutedjo meninggal dunia pada Senin (26/3/2018) pagi. Jenazah dikebumikan di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul. Kesederhanaan dan jiwa sosial memberikan kesan bagi warga Kemusuk, tempat kelahirannya.

Advertisement

Probosutedjo lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul. Probosutedjo menghembuskan nafas terakhirnya di RSCM Jakarta pada pagi hari. Sore sekitar pukul 16.30 WIB jasadnya diterbangkan ke Jogja untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Baca juga : Probosutedjo Pernah Hidup Melarat Sebelum jadi Pengusaha Sukses

Probosutedjo meninggalkan kesan kesederhanaan dan jiwa sosial bagi warga sekitar Kemusuk. Bibit, salah seorang tetangga yang terpisah tiga rumah dari rumah Probosutedjo mengatakan almarhum merupakan sosok yang sederhana. “Beliau itu kalau makan tidak yang dari luar, selalu yang asli Kemusuk, makan tempe, tahu, dari sini semua,” ujar Bibit, Senin.

Advertisement

Bibit mengatakan, sampai meninggalnya, Probosutedjo selalu membantu tetangga sekitar Kemusuk. “Infrastuktur desa ini juga beliau yang bangun, beliau bantu bikin tembok-tembok yang dulunya dari bambu,” katanya.

Selain itu, menurut Bibit, karena Probosutedjo dari awal setelah sekolah itu jadi guru di Siantar, maka pendidikan warga selalu diperhatikan, “Mulai dari SD, SMP, SMK pertanian, sampai bikin Mercu Buana [perguruan tinggi],” kata Bibit.

Baca juga : Batal Disemayamkan, Jenazah Probosutedjo akan Langsung Dimakamkan

Advertisement

Ketua RT 02, Dusun Kemusuk, Marwanto mengatakan, Probosutedjo sangat peduli terhadap masalah sosial warga Kemusuk. Setiap sebelum masuk bulan puasa, Probosutedjo selalu datang ke Kemusuk untuk ziarah ke makam bapaknya, tak lupa almarhum  juga memberikan bantuan sembako pada warga sekitarnya. “Sembako selalu dikasih, selain itu juga uang, kadang ngasih Rp100.000 per orang,” ujar Marwanto.

Menurut Marwanto, Probosutedjo selalu membantu infrastuktur warga. Beasiswa pun selalu dibagikan tiap tahunnya pada sekolah-sekolah yang ia dirikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif