SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalur pendestrian Warga menumpang becak saat melintas di Jalan Malioboro, Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, JOGJA — Penataan kawasan Stasiun Tugu perlu terintegrasi dengan kawasan yang ada di sekitarnya. Kawasan Stasiun Tugu tidak bisa dipandang hanya area stasiun, melainkan terintegrasi dengan beberapa titik sekitarnya, seperti Taman Parkir Abu Bakar Ali, kawasan Maioboro, dan kawasan Kotabaru.

“[Stasiun Tugu] Itu bagian yang tidak terpisahkan dari penataan sumbu Filosofi. Penataannya mesti terintegrasi,” kata Kepala Dappeda Daerah Istimewa Yogyakarta, Beny Suharsono, Jumat (3/3/2023).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Beny menuturkan PT KAI dapat melakukan penataan di wilayah Stasiun Tugu Jogja. Namun, penataan tersebut harus dikoordinasikan agar tidak berbenturan dengan penataan kawasan sumbu filosofi.

“Konsepnya memang boleh inputnya dari PT KAI, boleh tidak masalah. Saling terintegrasi antara penataan sumbu filosofi [dengan penataan Stasiun Tugu] supaya lalu tidak benturan,” jelasnya.

Pihaknya saat ini sedang berkoodinasi dengan stakeholder terkait. Terkait penataan parkir di kawasan Stasiun Tugu pun sudah mulai dilakukan.

“Kita melihat crowded [kepadatan ke barat] kan sudah ditata, kembalikan ke yang kagungan PT KAI,” kata dia.

Mengenai penataan pedestrian di area Stasiun Tugu, lanjut dia, juga sudah dikoordinasikan. Namun, pihaknya harus berbicara dengan pihak terkait mengenai penataan tersebut.

Selanjutnya, untuk rencana pengadaan ruang terbuka hijau, Beny menuturkan pihaknya juga perlu berkoordinasi antar-stakeholder.

“Itu yang harus kita komunikasikan bersama [soal ruang terbuka hijau],” katanya.

Beny pun menyampaikan sebagai wilayah perkotaan, kawasan Stasiun Tugu memang memerlukan ruang terbuka hijau. Dia pun mengakui sedikitnya ruang terbuka hijau di wilayah Kota Jogja.

“Kita kan butuh [terbuka hijau], di perkotaan kan kecil sekali ruang terbuka hijau, masuk parkir,” katanya.

Dia menyebutkan Taman Parkir Abu Bakar Ali yang awalnya merupakan tempat terbuka hijau, namun kini beralih menjadi tempat parkir.

“Abu Bakar Ali [tempat parkir] itu kan temporary itu kan harus dipikirkan. Itu ruang terbuka hijau awalnya,” katanya.

Meski Beny menyampaikan Taman Parkir Abu Bakar Ali sifatnya temporer. Namun, terkait potensi peralihannya kembali menjadi menjadi ruang terbuka hijau masih perlu dikoordinasikan. Dia pun mengatakan penataan kawasan nantinya akan merambah ke Taman Parkir Abu Bakar Ali.

“Belum [penataan Taman Parkir Abu Bakar Ali tahun 2023] di sana kan masih ditata. Kita kan masih menata zona inti yang sedang ditata. Nanti penataannya sampai abu bakar Ali,” katanya.

Menurutnya, apabila dikembalikan ke fungsi awalnya, maka harus dicari alternatif pengganti fungsi taman parkir tersebut.

“Kita harus cari alternatifnya kalau sana dikembalikan fungsinya lalu bagaimana,” katanya.

Selain itu, Beny menyampaikan penataan yang telah direncanakan termasuk adanya Jogja Planning Gallery.

“Arti secara khusus kita sudah mulai menata yang untuk Jogja planning gallery, udah kelihatan,” katanya.

“Kita menatanya integrated. Jadi dari kawasan Stasiun Tugu, kawasan areanya kan tidak sempit yang kita bayangkan penataan di filosofi itu sampai ke [Taman Parkir] Abu Bakar Ali juga terkena dampak, merembetnya ke Kotabaru dan sebagainya, harus di penggalih, termasuk sirip-sirip harus pikirkan,” imbuhnya.

Terkait anggaran yang disiapkan untuk penataan kawasan Stasiun Tugu tahun 2023, Beny belum menyampaikan anggaran pastinya. “Belum [anggaran],” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Penataan Stasiun Tugu Akan Terintegrasi dengan Malioboro hingga Kotabaru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya