SOLOPOS.COM - Ketua STMM MMTC Prof. Gati Gayatri. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Dalam salah satu rangkaian diisi dengan wayang kulit untuk menanamkan pendidikan karakter pada mahasiswa.

Harianjogja.com, SLEMAN—Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Jogja menggelar serangkaian pengenalan kampus bagi mahasiswa baru, Sabtu (26/8/2017). Menariknya, dalam salah satu rangkaian diisi dengan wayang kulit untuk menanamkan pendidikan karakter pada mahasiswa.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua STMM MMTC Prof. Gati Gayatri menjelaskan kegiatan pekan pengenalan kampus diikuti 408 mahasiswa dari perwakilan seluruh Indonesia selain Papua. Pada hari pertama diisi dengan dialog publik dengan sejumlah materi, seperti menangkal radikalisme. Sekaligus mengenalkan aktivitasi administrasi kampus setiap jurusan.

Pada Sabtu (26/8/2017) malam, diisi dengan pagelaran wayang kulit lakon Wahyu Ratu dengan Dalam Ki Hadi Sugito. Wayang tersebut merupakan persembahan langsung oleh Kementerian Kominfo. Menurut Gati Gayatri, wayang kulit merupakan pertama kalinya digelar dalam rangkaian pekan pengenalan kampus.

Pihaknya sengaja memilih seni budaya dalam pengenalan kampus, bukan memakai kekerasan. Wayang dinilai tepat karena sebagai pembentukan karakter, serta penanaman nilai positif yang bisa diambil dari pewayangan.

“Pembentukan karakter itu sebetulan penanaman nilai positif. Kami tidak percaya kekerasan itu bisa membentuk karakter, tidak satu-satunya jalan menanamkan nilai, dengan contoh konkret dan perilaku yang mencerminkan nilai positif,” ungkapnya, Sabtu.

Seluruh mahasiswa baru diwajibkan mengikuti prosesi wayangan tersebut dengan mengenakan baju batik. Pemakaian baju batik itu agar mereka mengetahui nilai saling menghargai suatu pertunjukan bernuansa budaya, sehingga ada edukasi terkait penyesuaian yang harus dilakukan.

Wayang tersebut diharapkan dapat membangkitkan kembali daya ingat dan apresiasi terhadap nilai budaya bangsa, dalam hal ini Jawa. Jika tahun tahun ini menggunakan media budaya Jawa, di tahun berikutnya akan menggunakan budaya lain yang ada di nusantara.

Selain seni budaya, mahasiswa baru juga diberikan materi tentang perilaku jujur, pencegahan korupsi dengan mendatangkan narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Materi itu diberikan agar ketika telah lulus, bisa membedakan antara tindakan korupsi atau melawan dengan tindakan seharusnya dilakukan, saat mereka telah terjun ke masyarakat atau dunia kerja.

Selain itu, pihaknya juga membentengi mahasiswa baru agar tidak terjerumus ke narkoba. “Termasuk hari keempat itu ada latihan baris berbaris, meski hanya sehari tetapi itu mengingatkan, ternyata pendidikan kedisiplinan itu penting, karena itu merupakan pembentukan karakter juga,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya