Jogja
Selasa, 28 Mei 2024 - 11:16 WIB

Stok Sapi untuk Iduladha 2024 di Gunungkidul Capai 17.000 Ekor

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi. (dok Solopos)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut ketersediaan sapi di tingkat peternak hingga pedagang mencapai 17.000 ekor yang siap untuk Iduladha 2024.

Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Suyanto, Selasa (28/5/2024), mengatakan 17 ribu ekor sapi ini mencukupi permintaan hewan kurban dari wilayah ini maupun dari luar.

Advertisement

“Sapi di tingkat peternak di Gunungkidul cukup banyak, dan bisa mencukupi permintaan dari luar daerah. Sejauh ini sapi dari Gunungkidul banyak diminati pedagang luar daerah,” kata Suyanto.

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan kesehatan hewan di Pasar Siyono, hewan ternak yang keluar masuk di pasar hewan tersebut setiap pasaran, yakni sapi sebanyak 813 ekor dan kambing 734 ekor.

Advertisement

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan kesehatan hewan di Pasar Siyono, hewan ternak yang keluar masuk di pasar hewan tersebut setiap pasaran, yakni sapi sebanyak 813 ekor dan kambing 734 ekor.

Permintaan sapi setiap tahun di Gunungkidul cukup tinggi, karena wilayah ini menjadi pusat penjualan hewan ternak.

“Kondisi hewan ternak di pasar hewan sangat sehat. Dan mayoritas disertai dengan surat keterangan kesehatan hewan,” katanya.

Advertisement

“Harga satu ekor sapi jelang Idul Adha memang sedikit mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan  kenaikan permintaan,” katanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular pada hewan ternak di pasar hewan, lanjutnya, DPKH menyiapkan tenaga medis dan paramedis di pos dalam pasar hewan di Gunungkidul. Dengan begitu, deteksi atau pencegahan. penyakit dapat dilakukan dengan cepat.

“Sampai saat ini ternak yang ada di semua pasar hewan sehat,” katanya.

Advertisement

Dia mengatakan saat pemantauan, petugas mendapati sapi yang memiliki bekas penyakit lato-lato atau atau lumpy skin disease (LSD). Namun, sapi tersebut telah sembuh. Hanya, bekas penyakit tidak dapat hilang.

“Tapi sapi itu aman untuk dikonsumsi. Sudah sembuh juga, meski bekas lato-lato masih tertinggal di kulit,” kata Suyanto.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif