Stone Garden yang menjadi gerbang destinasi Geosite Gunungsewu masih dalam tahapan pembangunan berikutnya.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyelesaian tahap pertama pembangunan Stone Garden di Desa Mulo, Wonosari, sebagai gerbang destinasi Geosite Gunungsewu.
Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunungkidul, mengatakan bahwa tahap pertama pembangunan taman batu (stone garden) sudah selesai.
Pembangunan itu menghabiskan dana sekitar Rp2 miliar yang bersal dari dana keistimewaan (danais) Rp700 juta dan dana Kementerian Pariwisata sebesar Rp1,3 miliar.
Pembangunan itu menghabiskan dana sekitar Rp2 miliar yang bersal dari dana keistimewaan (danais) Rp700 juta dan dana Kementerian Pariwisata sebesar Rp1,3 miliar.
“Stone Garden akan terus dikembangkan karena masih butuh sentuhan lain, seperti taman dan informasi atau panel,” kata Hary seperti dikutip dari Antara, Sabtu (2/1/2016)
Pada tahun 2016, kata dia, Pemkab Gunungkidul menganggarkan Rp600 juta yang bersumber dari APBD.
Hary mengatakan bahwa saat ini batuan yang akan dipamerkan sudah berasal dari tiga wilayah, yakni Pacitan, Wonogiri, dan Gunungkidul. Namun, diakunya belum lengkap.
Kendati demikian, pihaknya akan terus mengembangkannya sebagai pusat informasi geologi.
“Sekarang batuannya sudah berasal dari tiga wilayah Gunungsewu,” kata dia.
Harapannya ke depan, taman batu itu menjadi salah satu informasi mengenai Geopark Gunungsewu yang sudah masuk dalam global geopark network. Selain itu, pemerintah kabupaten Gunungkidul juga mengembangkan geosite yang ada di wilayahnya.
Dari 13 geoside di Gunung Kidul, ada dua yang kurang berkembang, yakni formasi sambipitu yang berada di Jembatan Sungai Ngalang, Gedangsari, dan Bengawan Solo Purba.
“Kami akan terus kembangkan salah satunya dengan cara membuat pokdarwis sehingga bisa dikembangkan dan dijaga kelestariannya,” katanya.
Sementara itu, Camat Gedangsari Muh Setiawan mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana pengembangan tersebut demi kesejahteranan masyarakat.
“Sekarang di sana (Ngalang) sudah mulai berkembang, sudah banyak yang datang, terutama mahasiswa yang meneliti,” katanya.
Ke depan, dia berharap dengan dukungan dari pemkab setempat untuk mengembangkan lokasi tersebut.
“Semoga ke depan ada pengembangan karena di sana menarik ada fosil hewan laut yang jarang ditemui dilokasi lain,” kata dia.