Jogja
Jumat, 18 Maret 2016 - 03:40 WIB

STUDI BANDING : Bantul, Rujukan Tata Kelola Dana Desa

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kunjungan ke Panggungharjo karena desa ini menjadi desa terbaik tingkat nasional.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, BANTUL-Anggota Komisi A DPRD Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur menjadikan Panggungharjo, Sewon, Bantul sebagai rujukan tentang tata kelola pemerintah dan alokasi dana desa (ADD). Dipandu Lembaga Strategi Nasional (LSN), rombongan akan berkunjung hari ini dan bertemu dengan Suharsono, Bupati Bantul.

Ditemui usai, workshop Sinergitas Membangun Desa dan Desa Membangun Manggarai Timur, di Hotel Merapi Merbabu Kamis (17/3/2016), Leo Santosa Ketua Komisi A DPRD mendasarkan kunjungan karena Panggungharjo mampu menjadi desa terbaik tingkat nasional.

Advertisement

“Penyelenggaraan pemerintah desa jadi satu konsentrasi bagi kami, agar bisa berikan dorongan dan pengawasan. Panggungharjo menjadi referensi kami untuk lebih banyak belajar dari pengalaman mereka,” kata Leo

Dalam workshop yang dipandu Direktur Eksekutif Lembaga Strategi Nasional, Syarief Aryfaid, anggota Komisi A mendapatkan penjelasan tentang bagaimana mengelola dana desa, dan menjadikan desa lebih mandiri.

Dengan 159 desa, Manggarai Timur memiliki potensi desa, ada sejumlah potensi yang didominasi sektor pertanian yang komoditi utamanya kopi, kakao, dan cengkeh. Demikian juga dengan potensi wisata yang masih belum tergarap maksimal, namun diprediksi mampu menghasilkan pendapatan besar.

Advertisement

“Kita memiliki wisata komodo yang ada di kecamatan Sambi Rampas kemudian, tumbuhan langka Teratai raksasa di di Rana Tonjong sama seperti India dan Jepang. Dengan ADD sebesar Rp900 juta, kami merasa ini butuh pengelolaan yang baik dan perencanaan yang matang agar tidak menimbulkan masalah,” lanjut Leo.

Syarief Aryfaid menambahkan tantangan terberat dalam pengunaan ADD ini adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama bagi para perangkat desa. Kebijakan ini sangat strategis, karena keputusan pemakaian dana desa, dipengaruhi oleh kemampuan perangkat desa masing-masing. Desa harus didorong tidak hanya menjadi penerima dana setiap tahun, tetapi juga melakukan investasi dari sebagian dana itu.

“Di tingkat desa terjemahkan implementasi program, kelembagaan harus ditata betul. Tantangan Manggarai Timur adalah satu dari kabupaten hasil pemekaran. Masih butuh kawasan mana zonasi pertumbuhan? Mana yang fokus pertanian,” kata Syarief Aryfais.

Seusai kunjungan ini, Syarief berharap ada gagasan yang bisa diimplementasikan semisal seperti zona pertumbuhan ekonomi, BUMDes, dan lain

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif