SOLOPOS.COM - Humas PT PLN (Persero) Area Jogja Paulus Kardiman (kanan) ketika melakukan survei di salah satu rumah penduduk di RT 17, RW 30, Popongan Baru, Sinduadi, Mlati, Sleman, Senin (25/1/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Sebanyak 44.029 pelanggan listrik PLN tak lagi menikmati subsidi listrik

Harianjogja.com, SLEMAN– Dari 51.506 pelanggan listrik berdaya 900va di wilayah Sleman, sebanyak 44.029 pelanggan tak lagi menikmati subsidi listrik.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Manager PLN Rayon Sleman Rohadi Widodo menjelaskan, pencabutan subsidi tersebut lantaran pelanggan yang sebelumnya mendapatkan subsidi dinilai tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan. Data tersebut, katanya, sesuai dengan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNPPK).

Tahun lalu, PLN melakukan verifikasi terhadap 21.006  pelanggan 900 VA di wilayah Sleman. Karena banyak pelanggan yang sebenarnya mampu, memiliki penghasilan tinggi dan memiliki mobil tapi masih menggunakan daya 900 VA bersubsidi. Dari pencocokan data yang dilakukan, hanya 7.477 pelangan ber daya 900 va yang masuk golongan R1 (disubsidi).

Rohadi menjelaskan, jumlah pelanggan R1 450 va di Rayon Sleman tercatat 46.442 pelanggan. Artinya, total jumlah pelanggan yang disubsidi (golongan R1) untuk Rayon Sleman hanya 53.919 pelanggan. “Sebanyak 44.029 pelanggan 900va sudah tidak disubsidi lagi,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Senin (29/5/2017).

Menurut Rohadi, persoalan pelanggan yang mendapatkan subsidi listrik atau tidak didasarkan pada data yang disampaikan pemerintah melalui TNP2K. Mereka yang mendapatkan subsidi hanya yang masuk kategori R1 450 va dan R1 900 va hasil verifikasi lapangan. Termasuk kalangan UMKM.

Selain pencabutan subsidi pada tahun ini juga  diberlakukan  tarif baru secara bertahap. Terhitung sejak Januari 2017 sudah tiga kali PLN melakukan penyesuaian  tarif listrik kelompok daya 900 VA. Perubahan tarif dilakukan pada 1 Januari, 1 Maret, dan terakhir pada 1 Mei 2017  dari tarif Rp1.043 per KWH menjadi  Rp1.352 per KWH.

Terkait penyesuaian tarif listrik yang dilakukan PLN tersebut, Rohadi mengakui jika sejumlah warga mengajukan penurunan daya. Namun, katanya, jumlah warga yang mengajukan tidak terlalu banyak. “Setiap bulan rata-rata berkisar tiga pelanggan saja,” ujarnya.

Kenaikan tarif tersebut banyak dikeluhkan oleh warga. Mereka mengaku harus membayar lebih mahal dari sebelumnya.

Suprati, salah seorang warga Sariharjo, Ngaglik, mengaku harus membayar tiga kali lipat sejak subsidi listrik bagi pelanggan 900 VA dicabut. “Sebelum kenaikan tarif saya membayar  tagihan setiap bulan rata-rata Rp70.000. Saat ini biayanya di atas Rp150.000 per bulan. Padahal saya hanya menggunakan alat-alat rumah tangga biasa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya