SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk kerajinan UMKM (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja mencatat banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kota ini tidak memiliki rencana bisnis yang jelas. Akibatnya, UMKM tidak bisa berkembang meski telah diberi insentif permodalan.

Kabid Perindustrian Disperindagkoptan Kota Jogja, Bambang Supriyatno mengatakan di Kota Jogja tercatat ada 22.000 UMKM. Dari jumlah tersebut, 88 % masih berskala mikro. Sementara dalam hal peningkatan pengelolaan dan produksi baru berjalan 3%.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

“Lambatnya peningkatan pengelolaan dan produksi baru itu terjadi karena banyak yang lemah dalam berbagai bidang. Selain modal, peralatan, pemasaran, lemahnya rencana bisnis juga menjadi faktor tak berkembangnya UMKM,” katanya, Kamis (10/10/2013).

Untuk itu, lanjut dia, dinas telah berusaha melakukan berbagai usaha seperti memberikan pelatihan, mengikutsertakan para pelaku UMKM ke berbagai pameran, dan pemberian penguatan modal. “Kami kasih modal mereka per kelurahan Rp50 juta,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya