SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Reuters

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jogja menyebutkan suhu dingin di Yogyakarta pada malam hari menandakan memasuki puncak musim kemarau.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

“Suhu dingin di Jogja tercatat hingga 19 derajat Celcius, ini karena Agustus-September sudah memasuki puncak musim kemarau,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Bambang Suryo Santoso di Jogja, Sabtu (3/8/2013).

Menurut dia, sinar matahari tanpa hambatan memanasi bumi, karena langit cerah. Sehingga, panas bumi yang terkumpul, memunculkan suhu yang rendah pada malam hari.

“Suhu udara yang rendah pada puncak kemarau merupakan peristiwa normal. Masyarakat tidak perlu resah, dan menafsirkan yang berlebihan,” katanya.

Menurut Bambang, suhu udara dingin tidak akan berlangsung lama, karena saat ini masih ada gangguan cuaca jangka pendek, serta gangguan iklim jangka panjang yang memicu munculnya awan cumulonimbus.

Awan itu akan mengakibatkan turunnya hujan, meskipun dalam intensitas sedang pada puncak musim kemarau saat ini.

“Jika hujan turun, dan langit berawan, maka panas matahari ke bumi akan terhambat, sehingga suhu udara mulai meningkat lagi,” katanya.

Ia mengatakan suhu udara masih akan berpotensi semakin menurun saat memasuki masa pancaroba pada September-Oktober mendatang.

“Suhu udara 19 derajat Celcius sejak belakangan ini sebenarnya belum yang paling puncak. Puncaknya bisa mencapai 16 derajat Celcius saat memasuki masa pancaroba nanti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya