Jogja
Selasa, 20 Agustus 2013 - 15:14 WIB

Sujud Kendang Butuh Uang

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sujud Kendang (tembi.net)

Sujud Kendang (tembi.net)

Harianjogja.com, JOGJA-Seniman kendang Jogja Sujud Sutrisno tengah sakit. Mata kirinya tidak bisa melihat secara sempurna karena korneanya rusak. Satu-satunya jalan untuk menyembuhkan adalah dengan menjalani operasi cangkok mata dengan biaya setidaknya Rp30 juta.

Advertisement

Biaya itu sangat besar bagi Sujud yang sehari-harinya hanyalah bekerja sebagai pengamen jalanan. Bagimana kisahnya, berikut laporan yang ditulis wartawan Harian Jogja, Kurniyanto.

“Kalau dibuat untuk melihat masih bisa meski hanya bayangan saja dan buram,” kalimat itu terlontar dari mulut Sujud Sutrisno saat Harian Jogja menyambangi kediamannya di kampung Badran, RT 51, RW 11, Jogja, Senin (19/8/2013).

Keluhan itu sudah dirasakan Sujud sejak tiga tahun terakhir ini lantaran kornea matanya rusak. Pada 2011 lalu, ia pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Mata Dr Yap dengan menggunakan biaya hasil patungan para seniman yang dikoordinir oleh seniman kondang Jogja, Djaduk Ferianto.

Advertisement

Akan tetapi operasi itu hanya untuk mata kanannya saja karena dokter yang menangani menyarankan agar kedua mata Sujud tidak dioperasi secara bersamaan. “Mungkin risikonya terlalu besar jadi waktu itu hanya mata kanan saja yang dicangkok,” kata seniman kelahiran Klaten, 22 September 1953 ini.

Sujud berkisah waktu operasi tersebut mata kanannya itu diganti dengan mata milik warga Amerika Serikat. Rupanya hal ini juga terjadi dengan mata kirinya yang rencananya juga akan diganti dengan mata milik warga asing dari Italia.

Keputusan itu ia dapatkan saat melakukan kontrol bulanan di Rumah Sakit Mata Dr Yap pekan lalu. Dihadapan dokter yang memeriksa, ia mengeluhkan pandangan mata kirinya semakin kabur saat digunakan untuk melihat.

“Dokter bilang kalau kasusnya seperti mata kanan saya dahulu. Harus di cangkok mata agar membaik. Kebutulan ada stok kornea mata milik Warga Italia,” katanya.

Advertisement

Untuk menjalani operasi mata Sujud mengaku membutuhkan biaya setidaknya sebesar Rp30 juta. Uang itu meliputi untuk pembelian kornea mata sebesar Rp 17,5 juta dan biaya operasi sebesar Rp 12,5 juta.

Jumlah itu sangatlah besar bagi Sujud Sutrisno yang hanyalah berprofesi sebagai seniman jalanan. Terlebih sejak matanya sakit penghasilannya sebagai seorang seniman jalanan menurun drastis.

Hal ini disebabkan karena sejak matanya sakit itu ia memutuskan hanya enam jam mengamen keliling dengan berangkat pukul 08.00 WIB dan pulang pada pukul 14.00 WIB.

Kondisi ini kontras dengan kondisi tatkala matanya saat sehat di mana ia dahulu bisa sampai sembilan jam mengamen dengan pulang pukul 17.00 WIB.

Advertisement

“Kenapa saya pulang cepat karena kalau sudah sore banyak kendaraan semakin banyak karena orang kerja pada pulang. Mata saya ini kalau lihat sorotan lampu suka tidak jelas makanya saya takut. Bahkan kalau jalan saya suka minta bantu untuk diseberangi orang,” terangnya.

Imbasnya penghasilan yang diterimanya pun menurun, ia yang dahulu bisa mendapatkan uang sebesar Rp 100 ribu lebih ia kini hanya mendapatkan Rp 70 ribu saja per harinya.

“Duitnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Berdasarkan pantuan Harian Jogja, kondisi Sujud Sutrisno sangatlah sederhana. Rumah yang kini ditempati hanya berukuran 4 X 4 meter. Itupun hanya pemberian mertuanya, di dalamnya terdapat segala macam perkakas rumah tangga seperti televisi, kompor, tempat tidur diletakkan di tempat itu.

Advertisement

Di sinilah ia tinggal dan beraktifitas bersama istri tercinta Mamik Sumaryati. Sungguh kontras dengan dedikasi Sujud sebagai seorang seniman jalanan yang sejak 1964 lalu mengabdikan diri sebagai pengamen jalanan dengan menghibur masyarakat dari satu pintu rumah ke pintu rumah lainnya.

Sujud pun berharap ada uluran tangan dari berbagai pihak untuk bisa membantunya dalam melakukan operasi agar bisa beraktifitas normal seperti sediakala.

“Paling tidak setelah mata kiri saya normal saya bisa mudah mengamen keliling lagi,”ujar pria yang setiap pentas kerap menggunakan kumis ala Jojon ini.

Tersiarnya kabar bahwa Sujud membutuhkan donasi sebenarnya pertama kali diterima oleh Eko Nuryono, pengelola Info Seni Jogja, account twitter terkemuka Jogja yang selama ini dikenal kerap memberikan informasi perihal event seni rupa di Jogja.

Eko menuturkan bahwa tiga hari sebelum lebaran ia mengaku ditelepon oleh Sujud meminta bantuan untuk mencarikan dana untuk melakukan operasi. “Setelah itu saya share melalui twitter dan mendapatkan respon positif dari pengguna twitter lainnya salah satunya komunitas sedekah rombongan,” katanya.

Sedekah rombongan, kata dia berjanji akan memberikan bantuan kepada Sujud Sutrisno. Kendati demikian, mereka harus mengumpulkan donasi terlebih dahulu sebelum diberikan kepada Sujud Sutrisno.

Advertisement

Menurut Eko, Sujud sebenarnya tidak hanya membutuhkan Rp30 juta saja sebagai biaya operasi melainkan lebih dari jumlah itu. Pasalnya dipastikan setelah menjalani operasi Sujud tidak akan mendapatkan pemasukan karena ia harus menjalani perawatan.

“Tentu hal ini membuat dia [Sujud] tidak bisa mengamen keliling yang notabene menjadi sumber penghasilannya sehari-hari,” ujarnya.

Karenanya dia berharap bahwa dari hasil donasi itu bisa melebihi target yang diharapkan sehingga tidak hanya bisa mencukupi biaya operasi namun bisa mencukupi kebutuhan Sujud selama menjalani masa penyumbuhan. “Termasuk biaya kontrol dan lain-lain,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif