Jogja
Jumat, 13 September 2013 - 05:20 WIB

Sultan Ingin Jogja Jadi City Heritage

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengkubuwono X (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sri Sultan Hamengku Buwono X (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mendesak Pemerintah Kota Jogja untuk segera mengubah tata ruang wilayah perkotaan sebagai kawasan warisan budaya (city heritage).

Advertisement

Sultan meminta agar akses bus pariwisata ukuran besar nantinya ditutup.

Hal itu akan disesuaikan dengan usulan perubahan RT/RW Pemerintah DIY pada 2015 untuk menyerap anggaran dana keistimewaan (danais). “Lebih cepat lebih baik,” ujar Sultan usai menemui Tim Juri Kementerian Pekerjaan Umum dan ESDM di Kompleks Kantor Gubernur, Kepatihan, Kamis (12/11/2013).

Sebenarnya, lanjut Sultan, Pemerintah Daerah DIY telah mempunyai konsep pengembangan wilayah perkotaan sebagai City Heritage tersebut.

Advertisement

Pemda DIY berencana agar bus pariwisata tidak masuk sampai ke dalam perkotaan karena saat kunjungan membeludak, Kota Jogja jadi padat bus.

“Dari hasil identifikasi jumlah bus 1.300 per bulan atau setiap minggunya ada 300 bus di dalam perkotaan. Belum mobil-mobil lainnya,” ungkap Sultan.

Sultan mengatakan, jika bus pariwisata ukuran besar dilarang masuk kota, nantinya wisatawan yang hendak ke objek wisata di perkotaan cukup difasilitasi bus- bus feeder (pengantar). Lokasi parkir baru akan disediakan untuk bus pariwisata.

Advertisement

Anggaran untuk itu sudah diusulkan melalui danais. Penyediaan ruang parkir baru itu sekaligus dapat membuat Alun-alun Utara tidak kumuh lagi akibat digunakan sebagai tempat parkir bus. “Tapi kota harus memutuskan dulu bisa atau tidak jadi City Heritage,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif