Sultan Prihatin Mayoritas Orang Tua Tak Mengajarkan Kejujuran pada Anaknya

Orang tua terutama ibu berperan penting dalam mencegah korupsi terjadi.

Harianjogja.com, SLEMAN— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pemberantasan korupsi pada acara Training of Trainee Saya, Perempuan Anti Korupsi (SPAK) untuk Perempuan Disabilitas di Depok, Sleman pada Rabu (15/11/2017). Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan, hanya sedikit orang tua mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Saut Situmorang, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan, keberadaan SPAK merupakan bentuk nyata bagaimana Indonesia berupaya mempelajari peranan perempuan dalam membangun karakter bangsa. Perempuan sebagai ibu juga berperan penting menanambkan nilai integritas kepada anak sejak usia dini. Sembari berseloroh, pria ini mengatakan jika istri kerap melakukan proses check and balance ini terhadap kegiatan suami untuk kegiatan keseharian, sehingga juga bisa diterapkan untuk hal lainnya termasuk dalam pencegahan korupsi.

Sementara itu Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan jika gerakan SPAK ini berawal dari keprihatinan bahwa hanya 4% dari para orang tua yang mengajarkan praktik kejujuran di kehidupan nyata kepada anak, sesuai dengan hasil survei di Solo dan DIY pada 2012-2013 lalu.

“Korupsi akhirnya menjadi evolusi yang dihasilkan pada anak maka fakta ini sangat menakutkan,” katanya di lokasi yang sama. Studi ini menjadi jawaban bahwa perempuan merupakan figur sentral dalam pelajaran moral.

Penyandang disabilitas sendiri, ujar Sultan, sangat dirugikan karena korupsi membuat sejumlah fasilitas umum kurang memadai dari segi aksesibilitas. Begitu pula dengan tingkat kemiskinan dan pendidikan yang tidak memenuhi unsur inklusi. Sultan menyebutkan jika angka potensi korupsi di DIY berkisar 6%, relatif rendah, namun segala upaya harus dilakukan untuk menurunkan angka tersebut.