Jogja
Rabu, 17 November 2021 - 23:40 WIB

Swab Acak dan Survei Perilaku Acuan Penyelenggaraan PTM di Bantul

Catur Dwi Janati  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19, Joko Purnomo. (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, BANTUL — Tes swab acak dan survei perilaku warga sekolah kepada warga bakal dijadikan acuan dalam keberlangsungan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Bantul.

Di hari pertama Pemkab Bantul belum menemukan adanya warga sekolah yang dinyatakan positif Covid-19.

Advertisement

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Bantul, Joko Purnomo menyampaikan kegiatan deteksi dini sudah mulai dilakukan pekan ini. Deteksi dini atau tes swab acak menyasar total 56 sekolah dari jenjang SD, SMP dan SMA sederajat.

Baca juga: Genjot Vaksinasi, Mahasiswa Hendak PTM di DIY Jadi Sasaran

Dalam pelaksanaannya swab acak jenjang SD dilakukan pada Selasa (16/11), untuk jenjang SMP akan dilakukan pada Rabu (17/11). Sementara untuk jenjang SMA/SMK akan digelar dua hari pada Kamis (18/11) dan Senin (22/1).

Advertisement

“Ini kita lakukan tes PCR aecara acak di 56 sekolah dan hasilnya untuk hari pertama semua negatif,” tuturnya pada Rabu (17/11).

Selain swab acak yang masih terus berlangsung, Joko menerangkan saat ini survei perilaku warga sekolah terkait penerapan prokes pun tengah dilakukan. “Dinkes dengan Satpol PP juga dibantu Babinsa, Bhabinkamtibmas ini melakukan survei perilaku masyarakat di sektor pendidikan terkait disiplin penerapan prokes,” tambahnya.

Baca juga: Polisi Ringkus Jambret Spesialis Anak di Bantul

Advertisement

“Parameternya adalah 3M. Mulai dari kita lihat Satgas Covid-19 di tingkat sekolah, kemudian pelaksanaan protap prokesnya,” imbuhnya.

Hasil survei dan tes swab acak dijelaskan Joko bakal jadi acuan menentukan tindakan pelaksanaan uji coba PTM. “Jadi ketika itu nanti kita temukan hasilnya, maka akan segera kita tindak lanjuti dengan melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait, Disdikpora membuat langkah-langkah kedepan,” terangnya.

“Kalau nanti itu ditemukan kasus dan melebar, ya PTM ini kita stop dulu. Tapi kalau itu ternyata bagus, tidak ada persoalan. Kita akan mencari sebuah formula yang paling baik untuk PTM tetap berjalan tetapi prokesnya kenceng dan tidak ada klaster penularan,” tukasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif