SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA—Keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewujudkan swasembada beras dalam waktu dua tahun bukan target yang sulit dicapai oleh DIY. Produktivitas padi di empat kabupaten di dearah ini sangat tinggi, bahkan surplus selalu bisa dicapai tiap tahun.

Sleman adalah lumbung beras. Kabupaten itu adalah produsen padi terbesar di DIY. Surplus beras  dalam dua
tahun terakhir mencapai lebih dari 100.000 ton. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman pun yakin Sleman
mampu memenuhi target swasembada beras pada 2016.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Apalagi selama ini beras kami selalu surplus. Masa tanam dalam setahun di Sleman minimal dua kali, tapi ada
juga yang tiga kali,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman, Widi
Sutikno kepada Harianjogja.com, saat ditemui di kantornya, Kamis (20/11/2014).

Namun, mewujudkan swasembada bukan tanpa hambatan. Menurut Widi, salah satu kendala yang dihadapi Sleman dalam produksi pertanian adalah fungsi irigasi yang tidak optimal. Panjang irigasi tersier di Sleman mencapai 547 kilometer (km). Namun, 52% di antaranya dalam kondisi rusak.

“Ada beberapa kerusakan teknis sehingga kami sering kehilangan air. Airnya ada, tapi tidak sampai ke lahan persawahan,” jelas Widi.

Hama tikus juga masih jadi musuh utama pertanian padi. Kendala lain adalah menyusutnya lahan pertanian. DPPK Sleman mencatat luas lahan pertanian di Sleman pada 2013 adalah 22.560 hektare (ha). Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 22.627 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya