SOLOPOS.COM - Gelaran Wayang Kulit di Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Gelaran Wayang Kulit di Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ada beberapa cara warga Gunungkidul dalam menggelar Syawalan. Di Hargossari, Tanjungsari, warga menggelar pertunjukan wayang kulit dan di Kepek, Saptosari warga membagi-bagikan tiwul.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Wayangan di Dusun Mojosari, Desa Hargosari pada Minggu malam (11/8/2013) itu diadakan oleh Trah Onggo Leksono. Trah ini memiliki agenda rutin wayangan setiap tiga tahun sekali secara bergiliran.

“Tujuannya untuk temu kangen serta memberikan hiburan kepada masyarakat,” papar Sesepuh Trah Onggo Leksono, Purwo Sumarto. Ki Sagiyo menjadi dalang dalam wayangan tersebut. Adapun lakon yang dibawakan yakni Mbangun Bangsal Probo Yakso.

Sementara itu, di Desa Kepek, Saptosari, warga menggelar Syawalan dengan membagi-bagikan tiwul pada Sabtu malam (10/8/2013).

Melalui Syawalan tersebut diharapkan makanan tiwul tidak terlupakan dan tetap menjadi makanan alternatif bagi warga.

Turut hadi dalam Syawalan terssebut Wakil Bupati, Immawan Wahyudi. Melalui acara tersebt diharapkan terjalin persaudaraan antara warga dengan para perantau.

Kepala Desa Kepek, Sudiyono mengatakan olahan tiwul masih menjadi produk andalan warga.

“Saat musim panen raya, kami bisa menghasilkan 130 ton tiwul yang menjadi penopang ekonomi warga terutama ketika musim kemarau,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya