Jogja
Jumat, 20 Februari 2015 - 05:20 WIB

TAHUN BARU IMLEK : Warga Berebut Angpau di Kelenteng Gondokusuman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berebut angpau dari jemaat Konghucu di Kelenteng Gondomanan, Kamis (19/2/2015) (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Tahun baru imlek tidak hanya membagi kesukaan bagi warga keturunan Tionghoa tetapi juga setiap orang.

Harianjogja.com, JOGJA-Komplek Kelenteng Gondokusuman, di Jalan Brigjen Katamso, Jogja, Kamis (19/2/2015) tidak hanya dipadati jemaat Konghucu yang beribadah, namun banyak warga lain juga yang datang hanya untuk mendapat angpau.

Advertisement

Angpau atau semacam amplop kecil berisi uang ada dalam tradisi hari besar china. Sama halnya juga dengan kado Natal atau Tunjangan Hari Raya (THR) dalam tradisi Islam. Jemaat Konghucu pun memaknai angkpau sebagai bagian dari bagi-bagi rejeki di hari raya.

Hal itu dimanfaatkan warga untuk berbondong-bondong mengharap ‘jatah’ angpau dari para jemaah Klenteng. Bahkan ada warga yang sudah bertahun-tahun rutin ke Kelenteng hanya untuk mendapatkan angpau.

Advertisement

Hal itu dimanfaatkan warga untuk berbondong-bondong mengharap ‘jatah’ angpau dari para jemaah Klenteng. Bahkan ada warga yang sudah bertahun-tahun rutin ke Kelenteng hanya untuk mendapatkan angpau.

Ngatinem, 50, misalnya, warga Karanganyar, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan ini sengaja datang ke Kelenteng bersama dua cucunya untuk meminta angpau.

“Alhamdulillah sudah dapat lumayan,” kata Ngatinem yang enggan menyebut nominalnya saat ditanya Harianjogja.com, siang hari.

Advertisement

Ngatinem sampai lupa sudah berapa kali datang ke Klenteng Gondomanan untuk berburu angpau. Seingat dia sudah lebih dari 15 kali ke Klenteng. Imlek tahun lalu, ia berhasil meraup sekitar Rp200.00.

Hal yang sama juga dilakukan Siti, 15, warga Prawirodirjan, Gondomanan, ini sengaja niat dari rumah untuk berburu angpau dari tiap jemaah yang selesai beribadah di Klenteng. “Kalau saya baru sekali kesini,” ungkap Siti. Pelajar kelas II SMP ini berburu angpau untuk uang saku sekolah.

Pantauan Harian Jogja, sejumlah jemaah yang datang memang sudah menyiapkan uang receh pecahan, Rp2.000, 5.000, 10.000 sampai pecahan Rp20.000 khusus untuk dibagi-bagikan ke warga di luar Klenteng yang sudah menunggu.

Advertisement

Ada juga jemaah yang angpaunya dibungkus amplop atau kertas. Tidak hanya orang dewasa, jemaah anak-anak juga terlihat membagi-bagikan angpau. Mereka terlihat ceria saat membagi-bagikan angpau.

Salah satu jemaah Konghucu, Tatang Pang, 57, mengaku bagi-bagi angpau bagi warga tionghoa sudah semacam kewajiban terutama bagi yang sudah menikah. Namun bagi yang belum menikah tidak diwajibkan.

Angpau, menurutnya diberikan kepada siapa saja dengan jumlah nominal tidak terbatas. “Bagi kami angpau semacam rasa syukur atas rejeki dari yang maha kuasa,” ujar Tatang seusai ibadah.

Advertisement

Ayah dari dua anak ini rutin ke Kelenteng. Tradisi Imlek ke Klenteng sudah dia lakukan turun temurun. Imlek tahun ini dia maknai sebagai tahun yang harus bekerja keras lagi dari tahun-tahun sebelumnya, karena tahun kambing kayu.

Selain berdoa untuk pribadi dan keluarganya, Tatang juga mendoakan untuk bangsa Indonesia agar selamat, aman, tentram, dan tidak ada masalah.

“Semuanya supaya diberikan keselamatan,” harap Tatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif