Tahun Ini, Pemkab Gunungkidul Targetkan 300 Sidang Isbat

Ilustrasi (JIBI/Solopos/dokumen)

Harianjogja.com,GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul menargetkan untuk mengisbatkan semua pasangan yang sudah menikah resmi namum belum memiliki buku nikah. Program akan dimulai tahun ini dengan mengisbatkan 300 pasangan.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Tommy Harahap mengatakan ada 228 pasangan yang sudah terdaftar. 200 pasangan dari Kecamatan Saptosari dan 28 pasangan dari Kecamatan Tepus. Pemkab masih menunggu data masuk lagi untuk menggenapi kuota yang diberikan.

“Target kami bisa membantu mengisbatkan semua pasnagan di Gunungkidul yang memang belum memiliki buku nikah namun dulu sudah menikah dengan adanya bukti catatan di desa,” papar dia kepada Harian Jogja, kemarin.

Menurut Tommy, data yang masuk secara laporan lisan dari seluruh kecamatan mencapai 7.000 pasangan. Namun, laporan resmi yang masuk hanya sejumlah 1.100 pasangan yang berasal dari Kecamatan Saptosari dan Tepus sedangkan data dari kecamatan lain belum masuk.

“Bantuan yang akan diberikan Rp400.000 untuk setiap pasangan dengan menyama ratakan pasangan dengan ring tiga atau kecamatan yang jauh,” papar dia. Uang tersebut akan dipergunakan untuk biaya panjar ke Pengadilan Agama.

Kasi Perkawinan, Wahyu Nugroho menambahkan untuk melakukan sidang isbat, ada tiga ring tergantung jauh dan dekat letak kecamatan. Ring satu dikenai biaya panjar Rp224.000, ring dua Rp274.000 dan ring tiga Rp324.000 serta biaya penerbitan buku nikah sekitar Rp100.000. Bantuan yang diberikan membebaskan para peserta isbat dari biaya mulai dari pemberkasan hingga terbitnya buku nikah.

“Saat ini sudah mulai pemberkasan, mengumpulkan saksi-saksi. Kemungkinan setelah lebaran akan digelar sidang isbat. Selain digelar di Pengadilan Agama, sidang juga akan dilakukan dengan keliling atau mendatangi kecamatan yang dituju,” kata dia.