Jogja
Kamis, 11 September 2014 - 15:20 WIB

Tahun Ini Terjadi 72 Kebakaran di Jogja, Mayoritas Karena Arus Pendek

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA-Kasus kebakaran di Kota Jogja tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Setidaknya sampai awal September tahun ini, sudah terjadi 72 kebakaran di Kota Jogja. Sementara, tahun 2013 jumlah kebakaran tidak sampai angka 70.

Bulan ini saja, sudah ada tiga kasus kebakaran. Kebakaran terbaru terjadi pada Selasa (9/9) lalu. Kebakaran menimpa rumah Sudiro, 45, di Kampung Blunyahrejo, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Jogja, sekitar pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, kebakaran juga terjadi di gudang kayu milik kontraktor Rumah Sakit Umum Bethesda, di belakang rumah sakit setempat, Senin (8/9/2014), sekitar pukul 22.30 WIB. Beruntung kedua kasus kebakaran itu tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi.

Advertisement

“Kebakaran di Karangwaru, Tegalrejo diduga disebabkan puntung roko. Sementara, kebakaran di belakang rumah sakit Bethesda karena sampah” kata staf pusat pengendali operasi Dinas Pemadam Kebakaran Agus Suprapto, saat ditemui di kantornya, Selasa (9/9/2014) malam.

Menurut Agus, kebakaran yang terjadi di Jogja sebagian besar disebabkan karena korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Biasanya, kata dia, masyarakat kurang teliti memasang kabel di rumahnya. Terkadang ada kabel listrik yang sudah puluhan tahun tidak diganti. Padahal kabel yang tidak standar dapat memicu terjadinya korsleting yang kemudian menimbulkan percikan api sehingga menyebabkan kebakaran.

“Hampir 90 persen penyebab kebakaran karena hubungan arus pendek,” kata Agus.

Advertisement

Selain disebabkan korsleting listrik, kebakaran juga terjadi karena beberapa hal. Di antaranya membakar sampah kemudian ditinggal pergi, memasak ditinggal pergi, puntung rokok dan menyalakan lilin dekat tempat tidur.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja Agus Winarto mengklaim sudah berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai penyebab kebakaran. Terlebih saat ini musim kemarau, jika terjadi percikan api sedikit mudah merembet. “Kita sudah sering sosialisasi antisipasi kebakaran,” ucap dia.

Sementara itu, untuk petugas kebakaran sejauh ini diakui Agus Winarto, tidak bermasalah. Sebanyak 11 armada pemadam kebakaran masih normal. Selain itu ketersediaan air juga cukup memadai karena Dinas Pemadam Kebakaran memiliki 16 tandon air yang dikhususkan untuk antisipasi kebakaran. Sementara petugas pemadam saat ini berjumlah 75 orang, belum termasuk personel Tim Reaksi Cepat (TRC)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif