SOLOPOS.COM - Foto Pasar Kangen Jogja (Dokumen) JIBI/Harian Jogja/Antara

Pasar Kangen Jogja kembali hadir menyapa masyarakat dalam usianya yang ke-10 tahun

Harianjogja.com, JOGJA –-Pasar Kangen Jogja kembali hadir menyapa masyarakat dalam usianya yang ke-10 tahun. Tahun ini pasar Kangen Jogja mencoba mengembalikan fitrahnya untuk memberikan ruang pada mereka yang masih memegang teguh tradisi.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja 2017 Wasdiyanta mengatakan tagline Pasar Kangen Jogja tahun ini adalah Pasar Aja Ilang Kumandhange, yang kira-kira artinya adalah pasar jangan sampai hilang gemanya.

Menurutnya yang dimaksud dengan gema di sini adalah peristiwa sosial yang ada di pasar, selain juga peristiwa ekonomi, tentunya. “Ini untuk mengingatkan kembali masyarakat tentang roh pasar tradisional,” katanya di sela-sela acara, Sabtu (22/7/2017).

Wasdiyanta menyebut spirit yang terkandung dalam pasar tradisional berbeda dengan pasar modern. Pada pasar modern, sebutnya, interaksi antara pembeli dan penjual lebih pada hubungan fungsional, dimana penjual hanya butuh uang dari pembeli dan pembeli hanya butuh barang dari penjual.

Sedangkan relasi yang ada di pasar tradisional lebih mengutamakan kekeluargaan dan mempererat hubungan sosial karena ada percakapan dan semacamnya.

Dan saat ini hal tersebut sudah mulai tergusur dengan banyaknya pasar modern.

“Karena itulah Pasar Kangen hadir. Selain Megangkat perekonomian pedagang kecil  juga agar ada interaksi dengan masyarakat. Tentunya sesuai dengan semangat awal pembentukan Pasar Kangen, di sini juga merupakan tempat untuk Mengembangkan seni dan tradisi,” jelasnya sembari mengatakan ada 35 kelompok seni yang akan tampil membawakan berbagai jenis kesenian tradisional seperti keroncong, jathilan, reog, wayang orang, kethoprak, wayang kulit, ndolalak, angguk dan lain-lain.

Wasdiyanta menyampaikan tahun ini ada beberapa perbedaan dengan penyelenggaraan sebelum-sebelumnya. Tahun lalu, imbuhnya, pedagang dan pengrajin tradisional dikenakan tarif Rp400.000, tapi saat ini semuanya gratis karena ada kucuran Dana Keistimewaan (Danais).

Selain itu, pada penyelenggarannya kali ini pedagang dan pengrajin yang ikut serta lebih banyak.

“Tahun ini ada sekitar 100 pedagang makanan, ditambah 50 pedagang kerajinan dan klithikan. Bedanya dengan tahun lalu sekitar 20 lah. Ada tiga jalur rekrutmen pedagang. Pertama, dilihat dari aspek sejarah, yang dari awal ikut Pasar Kangen tidak dilupakan. Kedua, lewat observasi, dilihat mana pedagang yang benar-benar mempertahankan sisi tradisionalnya. Ketiga dari seleksi, ada sekitar 500 pedagang yang ikut seleksi,” sebutnya pada acara yang di gelar di Taman Budaya Yogyakarta itu.

Ada beberapa kuliner lawas yang hadir pada Pasar Kangen Jogja 2017 seperti thiwul, lopis ketan, wedang uwuh, cenil, sate gajih, sate kere, kipo, dan bakul sar saparella. Sedangkan produk kerajinan yang ditampilkan misalnya adalah wayang kardus, topeng kayu dan cincin akik. Pasar Kangen Jogja 2017 sendiri hadir dari tanggal 22 hingga 27 Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya