SOLOPOS.COM - Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali (baju putih) ketika meninjau Gardu Induk Kentungan, Sleman, Sabtu (2/7/2016) sore. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

PT Penyedia Listrik Negara (PLN) Persero terus mendorong masyarakat beralih pada sistem pembayaran listrik prabayar

Harianjogja.com, JOGJA-PT Penyedia Listrik Negara (PLN) Persero terus mendorong masyarakat beralih pada sistem pembayaran listrik prabayar. Hal ini berpengaruh pada kondisi keuangan PLN yang sehat.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Humas PLN Jogja Paulus Kardiman menyampaikan, saat masyarakat menggunakan listrik prabayar, keuntungan tidak hanya dirasakan masyarakat tetapi juga PLN. Bagi masyarakat, privasi mereka sudah tidak terganggu lagi karena tidak ada lagi petugas PLN yang mendatangi rumah mereka untuk mencatat meteran.

Selain itu, tidak ada denda yang dibebankan pada pelanggan karena pelanggan membayar listrik tepat waktu. “Tidak ada sanksi pemutusan dan pelanggan bisa menentukan sendiri setiap bulan mau habis [pulsa listrik] berapa,” katanya, Minggu (23/7/2017).

Selain itu, kata Kardiman, dengan prabayar, sudah tidak ada lagi  biaya keterlambatan sebab energi yang dipakai sudah dibayar sebelum pemakaian. Mekanisme ini berbeda dengan listrik pascabayar yang mana pelanggan membayar setelah mengonsumsi energi dari PLN.

“Keuangan PLN jadi sehat kalau pakai prabayar. [PLN] tidak harus nunggu pembayarannya dan belum lagi kalau masih nunggak, jadi kan investasinya juga tidak baik. Ini berhubungan dengan kesehatan keuangan,” tegasnya.

Alat penghitungan PLN menggunakan sistem manual atau pascabayar saat ini semakin dikurangi. Masyarakat didorong untuk beralih menggunakan prabayar karena selain mengganggu privasi rumah tangga, listrik pascabayar juga rawan terhadap kesalahan pencatatan.

Manajer Area PLN Jogja Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan, setidaknya ada 70-100 pelanggan di Jogja yang penggunaan listriknya dicabut. Mereka selama tiga bulan menunggak dan setelah dilayangkan surat peringatan, PLN mengeksekusi dengan pemutusan sambungan listrik dan pembongkaran meterannya.

“Bagi yang ingin ngurus ya nyambung lagi dengan membayar tunggakan dan penyambungan dari awal. Yang sudah diputus ini kalau mau nyambung lagi diarahkan ke prabayar,” tuturnya.

Pihaknya mengatakan, PLN belum memasang target kapan seluruh pelanggan listrik di Jogja menggunakan prabayar. Sebab, masih ada kalangan yang belum bisa diakomodir dengan listrik prabayar, seperti kalangan industri besar.  “Pulsanya kita baru jualan maksimal satu juta,” katanya.

Keuntungan menggunakan listrik prabayar dirasakan oleh Wahyu, warga Ngaglik, Sleman. Menurutnya, listrik prabayar memberikan kemudahan dari segi efektivitas waktu.

“Kita bayarnya nggak perlu ke PLN karena bisa pakai pulsa dan belinya juga bisa dimana-mana,” katanya. Saat pulsa listrik mendekati habis juga ada peringatan sehingga penggunaan listrik di rumahnya bisa diatur sesuai kebutuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya