SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL–Puluhan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Banyusoco, Desa Banyusoco, Kecamatan Playen memprotes kepala sekolah mereka karena bantuan siswa miskin (BSM) tak kunjung keluar. Mereka juga mempersoalkan pemberhentian tiga guru tidak tetap (GTT).

Aksi protes itu digelar di ruas jalan depan sekolah dan halaman sekolah, Senin (16/7) pagi. Sejumlah siswa membawa poster, berorasi dan meraung-raungkan knalpot sepeda motor. Beberapa guru terlihat berusaha membubarkan aksi ini.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Para pengunjuk rasa menuntut Bantuan Siswa Miskin (BSM) direalisasikan dengan benar dan tepat kepada siswa-siswi MTsN Banyusoco sesuai jumlah yang ada. Seorang pengunjuk rasa mengatakan sebanyak 105 siswa berhak mendapat BSM.

“Kabarnya setiap siswa berhak dapat Rp 360.000, tapi sampai sekarang kami nggak pernah dapat uang. Kami padahal dimintai tanda tangan,” kata salah seorang pengunjuk rasa kepada wartawan.

Menurut pengunjuk rasa itu, sejumlah siswa yang berhak mendapat BSM hanya mendapat sepatu sekolah bermerek Dallas. Dia mengatakan orangtua sampai mempertanyakan kepadanya tentang BSM itu.

Para pengunjuk rasa juga mempersoalkan penonaktifan tiga guru GTT bernama Suwiyono (guru teknologi-informatika), Muhamad Bahrudin (guru olahraga) dan Sukardiyono (guru bahasa Jawa). Mereka menilai guru itu dapat meningkatkan prestasi para siswa.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya