SOLOPOS.COM - ALIH FUNGSI LAHAN Sejumlah warga menyelesaikan pembuatan tambak udang di Pantai Kuwaru, Bantul, Yogyakarta, Senin (3/3). Bisnis tambak udang yang menjanjikan peluang keuntungan yang besar membuat petani di kawasan tersebut beralih profesi menjadi petambak dan mengubah lahan pertanian di kawasan pesisir pantai selatan menjadi tambak udang untuk memajukan ekonomi setempat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Tambak udang Bantul yang lahannya tak lagi dipergunakan akan dialihkan sebagai media pertanian.

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, ingin memanfaatkan lahan bekas tambak udang di kawasan pesisir selatan daerah ini untuk budi daya pertanian pangan.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

“Dulu ada pertanian lahan pasir yang sekarang dibuat menjadi tambak-tambak, kalau kami ‘oke’ saja, jika bekas tambak dikembalikan seperti semula (lahan pertanian),” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Sabtu (23/1/2016) seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, lahan pasir di pesisir selatan Bantul yang meliputi tiga kecamatan yaitu Kretek, Sanden dan Srandakan dulu dimanfaatkan petani untuk pertanian. Namun, beberapa tahun ini sebagian besar lahan pasir berubah fungsi menjadi tambak udang.

Akan tetapi, kata dia, ratusan kolam tambak udang yang dikembangkan masyarakat dengan dukungan para pemodal hampir seluruhnya mangkrak karena hasil panen tidak menjanjikan akibat kualitas lahan tidak sehat.

“Sekarang itu kan (tambak udang) pada mangkrak, makanya kami ingin membuat sawah lagi di lahan bekas, memang sulit (untuk pertanian), akan tetapi bisa kita olah bagaimanapun caranya,” kata Partogi.

Ia mengatakan, upaya untuk mengolah lahan bekas tambak udang agar bisa kembali ditanami memang tidak mudah dan butuh proses panjang, sebab kualitas lahan sudah rusak akibat pengolahan tambak yang tidak ramah lingkungan.

“Kandungan kimianya di lahan kita harus ikat, kemudian membiarkan lahan setelah diolah dengan cara diberi pupuk kandang, gambarannya seperti itu, untuk jangka waktu paling cepat enam bulan selesai,” katanya.

Mengenai keinginan memanfaatkan lahan bekas tambak atau mengembalikan fungsi seperti semula ini, menurutnya belum dikomunikasikan secara intens dengan petani, sebab pihaknya masih perlu melakukan pendekatan dengan petambak.

“Ini masih sebatas omong-omong dengan masyarakat, karena memang ada keinginan mereka untuk menanam kembali jadi tanaman pertanian, tetapi ada yang tetap ingin pertahankan jadi tambak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya