SOLOPOS.COM - Salah satu tambak udang di Pantai Trisik (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, BANTUL-Ihwal pencemaran laut selatan diakui Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul Edi Susanto. Ia mengklaim baru mendapat kabar ihwal pencemaran laut selatan tersebut. Edi berjanji segera mengambil sampel ke laut selatan untuk membuktikan kebenaran pencemaran tersebut.  Pencemaran laut diduga disebabkan dua hal. Yaitu bocornya bahan bakar solar ke laut dan limbah dari tambak udang.

Menurut Edi, limbah tambak udang mengandung toksin atau racun yang dapat membunuh ikan.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

“Apalagi kalau tidak ada pengolahan limbah, itu kan racun,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul Suyanto membantah seluruh tambak udang di Bantul mencemari laut selatan. Terkecuali menurut dia bila tambak tersebut tidak dilengkapi dengan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Suyanto sendiri merupakan salah satu warga pesisir yang mengelola tambak udang. Ia mengklaim, buangan limbah tambak justru disukai ikan karena menjadi pakan untuk biota laut tersebut.

“Itu yang bilang mencemari tidak benar, itu hanya ulah orang yang tidak senang dengan tambak. Kecuali mungkin kalau tidak ada IPAL bisa saja terjadi [pencemaran]. Tapi tidak semua tambak begitu,” jelas Suyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya