Tambak udang Bantul mengakibatkan lahan pertanian di pesisir selatan mengalami kerusakan parah.
Harianjogja.com, BANTUL– Petani di pesisir selatan Kabupaten Bantul mengeluhkan kerusakan tanaman pertanian akibat tambak udang.
Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!
Sumarti,62, petani Dusun Tegalsari, Desa Srigading, Sanden mengungkapkan, tanaman cabai miliknya di lahan seluas 1.500 meter persegi
rusak parah akibat terkenai uap air lantaran beroperasinya tambak udang di wilayah ini.
“Saya tanam cabai sekitar Agustus lalu rusak semua, dulu di sini tanaman semua tapi sekarang kosong,” ungkap Sumarti ditemui akhir pekan
lalu.
Keberadaan tambak menurut dia tidak hanya menghilangkan pepohonan di pesisir yang berguna sebagai wind barrier atau penghalang angin
laut yang membawa garam. Namun, uap maupun limbah tambak turut mencemari lahan pertanian.
Tidak hanya tanaman cabai, komoditas seperti jagung juga rusak akibat angin bercampur garam. Ia menunjukan tanaman jagung yang ada di
sebelah lahan miliknya yang tampak mengering.
Kendati terancam gagal panen, Sumarti kini nekad menanam bawang merah di lahannya saat ini. Karena harga bawang merah di pasaran terus
merangkak naik. “Harapannya tanaman hidup, ini kan kalau bawang merah agak rendah tanamannya mudah-mudahan kalau kena air garam
enggak rusak parah. Sebenarnya risiko sekali menanam bawang saat ini, selain tambak juga hujan,” ujarnya.
Kepala Dusun Kuwaru, Desa Poncosari, Kec. Srandakan Bantul Fadhil Budi Sanuri mengungkapkan, kerusakan lahan pertanian juga terjadi di
desanya. Di Dusun Kuwaru ia menyebut, sedikitnya empat hektare lahan pertanian kini rusak akibat limbah tambak udang.
“Limbah itukan dibuang sembarangan, sekarang lahan pertanian tinggal jadi rumput terpaksa petani-petani yang punya lahan harus kerja di
lahan lain,” ungkapnya.
Di luar itu, sebanyak empat hektare hutan cemara dan pepohonan keras lainnya kini juga habis dibabat, untuk pembukaan kolam tambak.
Keberadaan pohon-pohon tersebut selama ini menjadi pelindung tanaman warga pesisir.