Jogja
Rabu, 29 Juli 2015 - 06:20 WIB

TAMBAK UDANG BANTUL : Tambak Bangkrut Pemkab Lepas Tangan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petambak udang di kawasan Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, siap menebar jaring di tambak miliknya, Minggu (19/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Tambak udang Bantul terserang penyakit berak putih.

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul menyatakan lepas tangan terhadap wabah penyakit Berak Putih yang menyerang sejumlah tambak udang tidak berizin di pesisir selatan.

Advertisement

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan DKP Bantul Yus Warseno menyatakan, pemerintah tidak akan mengulurkan bantuan kepada sejumlah petambak udang yang usahanya mengalami kebangkrutan akibat serangan penyakit Berak Putih.

Pasalnya kata dia, selama ini pembangunan ratusan kolam tambak itu tidak melibatkan pemerintah. Keberadaan tambak-tambak itu bahkan tidak mengantongi berbagai perizinan. “Jelas enggak boleh kalau kami memberi bantuan, karena keberadaan tambak itu tidak sesuai aturan,” ujarnya, Senin (27/7/2015).

Sejatinya kata Yus, pemerintah telah lama memprediksi ratusan kolam tambak itu perlahan bakal punah. Sebab pengelolaan tambak dilakukan serampangan dan tidak memperhatikan kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Advertisement

“Limbahnya dibuang sembarangan meresap ke dalam tanah, lalu air tanah di situ yang bercampur berbagai zat amoniak diambil lagi untuk mengisi kolam, makanya muncul penyakit,” jelasnya.

Lantaran lingkungan atau media kolam yang kotor, udang vaname itu sulit bertahan hidup. Udang akan menjadi lemas dan tidak mau makan hingga satu per satu mati.

“Selama ini hanya diberi obat terus menerus. Tidak mempan obatnya, dosis obat ditambah akhirnya virus penyakit menjadi mutan dan akhirnya tidak dapat diatasi sehingga udang mati,” paparnya.

Advertisement

Dari berbagai pengalaman yang sudah ada, kemunculan wabah penyakit akibat pengelolaan tambak secara serampangan mulai muncul pada siklus atau masa panen ketiga. Saat ini, serangan penyakit kian meluas pada siklus ketujuh dan keenam sehingga menyebabkan sejumlah pengusaha tambak bangkrut.

Salah seorang petambak udang di Dusun Wonoroto, Desa Gadingsari, Sanden, Subida, menyebutkan, lima kolam tambak di dusunnya kini berhenti beroperasi lantaran bangkrut akibat serangan penyakit Berak Putih. Produksi udang yang menurun drastis menyebabkan para petambak tidak mampu membeli pakan.

“Jumlah itu belum termasuk tambak yang ada di barat seperti area pantai Kuwaru atau Pandansimo. Di sana lebih banyak lagi yang tutup karena kolamnya lebih banyak,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif