Jogja
Selasa, 3 Januari 2017 - 00:10 WIB

TAMBANG ILEGAL BANTUL : Petani Merasa Tertipu, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tambang ilegal Bantul di kawasan Pesisir Selatan meluas (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Tambang ilegal Bantul, pemilik lahan diimingi uang

Harianjogja.com, BANTUL — Belasan petani di kawasan Dusun Wonoroto Desa Gadingsari merasa tertipu oleh iming-iming penambang pasir. Mereka berharap dengan ditambang, lahan pasir mereka bisa berubah menjadi lahan persawahan, nyatanya tak demikian. Alih-alih memiliki sawah, lahan milik mereka kini justru mangkrak.

Advertisement

Baca Juga : TAMBANG ILEGAL BANTUL : Pemerintah Desa Tak Berani ke Lokasi, Ada Apa?

Diakui Ketua Kelompok Tani Pithi Sari Wonoroto Desa Gadingsari, Mulyono, sekitar dua tahun lalu, sejumlah warga pemilik lahan yang berada di lokasi tambang memang mendapatkan tawaran dari beberapa warga lainnya agar bersedia menyewakan lahannya untuk ditambang. Dengan iming-iming uang sewa minimal Rp5 juta, warga pun bersedia menyewakan lahan miliknya untuk ditambang.

“Belum lagi, warga mengira, dengan ditambang, lahan mereka bisa ditanami. Tapi mana, nyatanya malah mangkrak,” kata Mulyono saat dihubungi, Senin (2/1/2017) siang.

Advertisement

Ia menjelaskan saat melakukan pendekatan dengan warga pemilik lahan, para penambang itu menawarkan sistem tebasan. Tentu saja dengan perjanjian lahan itu ditambang hingga memiliki ketinggian standar untuk sawah.

Namun, seiring waktu, penambangan pun kian tak terkontrol. Para penambang yang semakin berhasrat mendulang untung sebanyak-banyaknya tak lagi mengindahkan persyaratan warga pemilik lahan.

“Ditambah kebutuhan warga [pemilik lahan] akan uang, penambangan liar itu semakin tidak terkontrol. Padahal kalau bisa dikontrol, pemilik lahan juga diuntungkan lo,” keluh Mulyono lagi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif