SOLOPOS.COM - Ribuan warga Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman menggelar demonstrasi di pertigaan jalan tepatnya di Dusun Candi, Senin (17/2/2015) pagi. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Tambang pasir Merapi ilegal diprotes warga sekitar.

Harianjogja.com, SLEMAN – Ribuan warga Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman terdiri dari anak, remaja dan orangtua melakukan demonstrasi tepatnya di jalur Dusun Candi pada Selasa (17/2/2015) pagi. Mereka memblokir jalan menolak aktivitas penambangan pasir ilegal dengan meminta kepada pemerintah agar menarik alat berat. (Baca Juga : PENAMBANGAN ILEGAL LERENG MERAPI : Air Sumur Susut, Warga Minta Pemkab Tegas)

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Pantauan Harianjogja.com, ribuan warga melakukan orasi di jalan yang dilalui truk-truk pasir. Demonstrasi yang digelar untuk kesekian kalinya itu dengan tuntutan agar pemerintah segera menarik alat berat di sekitar Turgo, Tritis dan Ngepring di Desa Purwobinangun. Massa aksi menamakan demo itu dengan istilah “sidang rakyat” dengan menghadirkan orasi berbagai pejabat terkait mulai dari Polsek, Koramil dan sejumlah kepada dukuh.

“Pokoknya bego [alat berat] harus turun sekarang, turun adalah harga mati. Selain jalan evakuasi rusak parah, penambangan merepotkan jalur transportasi karena banyaknya truk,” ungkap Basuki, salahsatu warga, Senin (17/2/2015).

Ia menambahkan selain dampak tersebut, menurut dia penambangan juga mengakibatkan menyusutnya mata air di sekitar lereng merapi.

“Kami hanya menuntut hak anak dan cucu kami, karena kerusakan lingkungan sebagai dampak penambangan. Banyak mata air menyusut, warga harus mengangsu air. Tapi pemerintah daerah tetap bergeming,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya