SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tanah longsor terjadi di Bantul akibatnya dua kamar kos terjun bebas

Harianjogja.com, BANTUL-– Hujan deras yang terjadi Rabu (30/3/2016) sore hingga malam kemarin menyebabkan dua kamar kos beserta satu kamar mandi milik Hartono yang terletak di dusun Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul longsor ke tebing sedalam kurang lebih 18-20 m.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Pasalnya dua kamar kos tersebut hanya berjarak kurang lebih satu meter dari tebing, kemudian pondasi kamar juga sudah terkikis dan menggantung, untungnya pada saat kamar kos tersebut longsor penghuni kos sedang tidak ada di rumah sehingga tidak menyebabkan korban jiwa.

Anggota DPRD Kabupaten Bantul Purwana saat mengunjungi lokasi  mengatakan, lokasi di bantaran sungai Bedog ini sudah lama menjadi perhatian karena rumah-rumah warga letaknya sangat dekat dengan tebing. Meskipun bantaran sungai sudah dibronjong namun aliran sungai yang sangat deras saat hujan deras menyebabkan tanah tebing tetap terkikis.

“Lokasi bantaran sungai ini memang sangat rawan sekali tanah longsor, sudah sejak lama kita peringatkan kepada para warga yang berada di bantaran sungai untuk berhati-hati dan waspada. Kami mengharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Bantul untuk segera penanggulangan darurat untuk jalur sungai tersebut karena memang benar-benar sudah sangat rawan terjadi tanah longsor lagi,” kata Purwana.

Saat ini pihak kelurahan Ngestiharjo akan segera melakukan laporan ke Bupati Bantul agar ada penanganan untuk jalur Sungai Bedog ditangani secara serius.

“Masih ada satu rumah yang letaknya kurang dari satu meter dari tebing, kemudian delapan rumah lainnya pun juga berada cukup dekat dengan tebing. Untuk itu kami sangat mengharapkan penanganan yang serius, harapannya akan ada bantuan talut seperti di sungai Code yang lebih aman,” papar Purwana.

Menurut Purwana selain kamar kos, adapula bangunan belakang Mushola As Syifa terdiri tempat wudhu dan kamar mandi juga longsor ke tebing. Namun longsornya bangunan mushola ini bukan kejadian yang pertama, pada tahun 2006 bangunan tersebut juga sempat longsor.

Setelah longsor yang pertama wilayah bantaran memang sudah dibuatkan bronjong sebagai penahan. Namun karena posisi Mushola As Syifa pas sekali dengan tikungan sungai Bedog, maka arus air sungai menghantam dengan keras dan jelas hal tersebut membuat tanah menjadi terkikis secara terus menerus.

“Mushola tersebut letaknya pas di tikungan sungainya sementara tebingnya memang sangat curam hampir 90 derajat. Untuk itu perlu kawasan ini sangat butuh penanganan yang komprehensif. Saya berharap BPBD dengan Pemkab bisa menangani permasalahan ini,” kata Purwana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya