SOLOPOS.COM - Mantan Bupati Kulonprogo, Toyo S Dipo. (JIBI/Harian Jogja/doc)

Pemimpin Redaksi Harian Jogja Adhitya Noviardi (kiri) menyerahkan secara simbolis bibit salak kepada kepala dusun Blumbang, Kamis (31/1/2013). (JIBI/Harian Jogja/doc)

SLEMAN—Bagi warga Dusun Blumbang, Keluharan Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman, buah salak tidak hanya menjadi komoditi semata, melainkan sudah menjadi sumber kehidupan bagi warga semenjak 1987 silam.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Buah salak dipandang sebagai sumber utama pemasukan bagi 62 kepala keluarga (KK) di dusun Blumbang.

Supadi, Pengurus Kelompok Tani Ngudi Makmur dusun Blumbang mengungkapkan, jika keuntungan yang dihasilkan buah salak, jauh lebih besar daripada keuntungan memanen padi. Warga pun berbondong-bondang beralih profesi dari petani padi menjadi petani salak.

Ia memaparkan, panen padi hanya dapat dilakukan maksimal 4 kali dalam satu tahun, dengan keuntungan berkisar Rp2.500.00 di satu kali panen pada area sawah 1.000 meter persegi.

Sedangkan dalam panen salak, warga bisa mendapatkan keuntungan Rp1.000.000 perbulan diatas lahan 1.000 meter persegi. Keuntungan tersebut semakin berlipat ketika buah salak melimpah ketika panen raya dua kali disetiap tahunnya.

Hasil panen salak dijual di Jogja bahkan sampai di ekspor ke Cina dan Singapura dengan harga jual hingga dua kali lipat. Dari penghasilan ini, warga dapat mencukupi penghidupan keluarganya, serta menyekolahkan anaknya hingga di pendidikan perguruan tinggi.

“Buah salak sudah menjadi kehidupan warga,” kata Supadi, Kamis (31/1/2013) kepada harianjogja.com disaat acara penyerahan bantuan secara simbolis bibit salak dan pengobatan gratis dari Harian Jogja di Dusun Blumbang, Keluharan Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman.

Akan tetapi, erupsi merapi Oktober 2010 kemarin, meluluhlantahkan seluruh lahan pertanian salak produktif. Warga pun seakan kehilangan arah dalam menopang perekonomian warga.

Melihat kondisi ini, Harian Jogja bersama pembaca, mencoba membangkitkan perekonomian warga tersebut dengan memberikan bantuan berupa 5.000 bibit salak pada Maret 2011 kemarin.

Adhitya Noviardi, Pemimpin Redaksi Harian Jogja, mengatakan jika penyerahan bantuan berupa bibit salak yang diberikan pertengahan 2011 kemarin, merupakan bentuk dukungan terhadap pemulihan perekonomian warga.

“Kami berharap, warga Dusun Blumbang dapat kembali pulih dan mandiri lagi,” kata Adhitya, dalam acara penyerahan simbolis bantuan bibit salak di Dusun Blumbang.

Wildan Solihin, Camat Tempel, mengapresiasi kepedulian masyarakat yang sudah peduli dan turut membantu pemulihan warga pasca erupsi merapi. Ia pun berharap, ke depannya, langkah ini dapat menular terhadap masyarakat lainnya.

Dalam acara penyerahan simbolis bibit salak, Harian Jogja turut melakukan pengobatan gratis. Dalam pengobatan gratis ini, sekitar 78 warga Dusun Blumbang mendapatkan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis, dengan bantuan kerjasama dari Puskesmas Tempel 1.

“Sebanyak 40 persen pasien manula terindikasi hipertensi Ini dikarenakan pola hidup yang kurang sehat. Mereka terlalu fokus untuk bekerja,” jelas Dokter Puji Priyati dari Puskesmas Tempel 1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya