SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

JOGJA—Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Piyungan Bantul diperkirakan penuh pada 2015 mendatang. Oleh karena itu Pemerintah DIY akan bekerjasama dengan pihak swasta dalam hal penanganan sampah yang efektif.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Manajer Sekretariat Bersama Kartamantul Ferry Anggoro Suryokusumo menyampaikan salah satu caranya dengan mengolah sampah untuk menjadi energi terbarukan diantaranya untuk bahan bakar industri semen menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). “Untuk ini dilakukan pembebasan lahan seluas 3,8 hektare dan diharapkan tahun ini bisa selesai,” katanya, Kamis (1/11/2012).

Rencana pengolahan sampah seperti ini akan menjalin kerjasama dengan pihak swasta. Dijadwalkan pada 9 November besok perwakilan dari kedutaan Inggris dan Holcim untuk memastikan dukungan donor kepada Pemda DIY. Peluang ini diharapkan bisa terealisasi secepatnya agar masalah sampah ditangani sejak jauh hari.

Adapun peluang lain dalam mengelola sampah dengan pengolahan sampah di perkotaan sistem Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sleman, Jogja, Bantul. Fungsinya mengurangi beban kiriman sampah masing masing daerah yang disetor ke TPA Piyungan.

Pengangkutan sampah dengan cara ini bisa lebih efisien karena sampah bisa di treatment dari sumbernya. “Jadi beban TPA Piyungan bisa lebih ringan karena pengangkutan sampahnya lebih efisien,” jelas Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya