SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

Harianjogja.com, SLEMAN–Hilangnya tanggul sebagai penahan lahar hujan Merapi di Sungai Gendol kebanyakan akibat penambang manual. Pasalnya, penambang ini mengeruk pasir hingga dipinggir bibir sungai Gendol atau di bawah tanggul berada.

Seperti  banyak tanggul dan bronjong yang kini tidak lagi berfungsi. Masalah utamanya karena bagian bawah tanggul atao bronjong ini telah dikeruk warga sekitar dan diangkut truk-truk normaliasasi Sungai Gendol.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Salah satu penambang di Desa Argomulyo yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan jika pihaknya melakukan penambangan dibibir sungai. Hal ini dilakukan lantaran pasir yang berada di tengah sungai Gendol telah habis dikeruk dengan alat berat seusai erupsi Merapi 2010.

“Kami wargta terpaksa melakukan ini, sebab pasir yang ditengah sungai sudah terlalu dalam. Jadi mereka melakukan penambangan dibibir sungai,” jelasnya.

Hingga kini proses penambangan masih terus dilakukan warga dengan cara manual. Meskipun sudah ada SK Bupati Sleman Nomor 284/Kep.KDH/A/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Normalisasi Aliran Sungai Pasca Erupsi Gunungapi Merapi yang berakhir 10 Desember 2013.

Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Purwanto mengatakan pengurangan sedimen hasil erupsi Gunung Merapi untuk mengurangi resiko bahaya banjir lahar hujan. Dengan adanya normalisasi juga diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

“Ini awalnya memang pemberdayaan dengan menciptakan lapangan kerja bagi warga korban erupsi G Merapi dan sekaligus meningkatkan PAD dari pajak bahan galian. Namun memang ada batasan-batasan yang harus diatur,” jelas Purwanto Kamis (12/12/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya