SOLOPOS.COM - Parade Gejog Lesung dengan kolaborasi kelompok penyanyi yang tampil memeriahkan pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Kulonprogo, Jumat (29/8/2014) di Alun-alun Wates. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Tarif parkir yang diterapkan di Alun-alun Wates tak diawali dengan sosialisasi sehingga mengakibatkan warga resah.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pedagang di Alun-alun Wates merasa resah dengan pungutan parkir di sebelah timur. Selain tidak ada sosialisasi resmi mengenai retribusi parkir, pungutan parkir mengakibatkan omzet mereka menurun hingga 50%. Tidak hanya itu, pedagang juga kerap menjadi sasaran masyarakat pengunjung
Alun-alun Wates yang mengeluhkan pungutan parkir.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Supangat, salah satu pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Alun-alun Wates, menuturkan keberadaan tukang parkir di sisi timur Alun-alun Wates membebani masyarakat. Diungkapkannya, area tersebut kerap dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengakses free hot spot.

“Adanya pungutan parkir membuat hot spot area tidak bisa diakses secara cuma-cuma sebab masyarakat yang datang kebanyakan membawa kendaraan bermotor dan harus bayar parkir,” ujarnya saat mengadukan persoalan tersebut ke Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Kamis (12/2/2015).

Terlebih, paparnya, masyarakat yang datang ke Alun-alun Wates terkadang ingin melepas lelah dan bersantai di ruang publik serta tidak membawa uang cukup, namun dipaksa membayar parkir. Menurutnya, masyarakat tidak berani berterus terang kepada petugas parkir, melainkan melampiaskan keluhan ke para pedagang.

Ia menyebutkan dari sisi pedagang yang jumlahnya mencapai 30-an orang juga mengalami kerugian. Pungutan parkir mengakibatkan pengunjung yang seharusnya mampir untuk sekadar membeli makanan atau bermain mengurungkan niatnya.

“Ada sekitar penurunan omzet sampai 50% dalam kurun waktu seminggu terakhir sejak adanya pungutan parkir,” tutur Supangat.

Upaya untuk bernegosiasi sudah pernah dilakukan pedagang dengan kelompok pengelola parkir. Pedagang menanyakan legalitas retribusi parkir kepada petugas parkir dan hanya ditunjukkan tiket parkir.

Aris, pedagang mainan, juga merasakan hal serupa.

“Pedagang sampai risih sendiri kalau ada pengunjung yang bertanya karena kami juga tidak tahu apa-apa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keberadaan tukang parkir di sisi timur Alun-alun Wates mulai terlihat setelah pukul 15.00 WIB, mengingat waktu tersebut menjadi puncak keramaian di pusat kota Wates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya