SOLOPOS.COM - Kapolsek Sleman Kompol Teguh Sumaryoto menunjukkan serbuk silica yang dipakai geng pelajar untuk melakukan penyerangan, Senin (23/11/2015). (Harian Jogja/Sunartono)

Tawuran pelajar di Sleman semakin mengerikan, pelajar berani menggunakan serbuk silica yang bisa menyebabkan mata buta

Harianjogja.com, SLEMAN – Belasan Geng pelajar dari dua SMK di Tempel dan Seyegan menyerang sebuah SMA di Ngaglik, Sabtu (21/11/2015) akhir pekan lalu. Selain memakai senjata tajam, geng ini juga bersenjatakan serbuk silica yang bisa membutakan mata. Delapan pelaku berhasil diringkus, lainnya masih diburu.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Kapolsek Sleman Kompol Teguh Sumaryoro menjelaskan, para pelaku penyerangan berjumlah 11 pelajar. Mereka berasal dari salah satu SMK di Tempel dan Seyegan.

Sebelum menyerang, lebih dahulu bertemu di sebuah tempat antara Tempel dan Seyegan lalu berangkat menuju salah satu SMA yang berlokasi di Donoharjo, Ngaglik. Para pelajar ini telah bersiap dengan membawa senjata tajam dan serbuk silica dalam bungkusan plastik.

Bahkan mereka juga menutup plat nopol motor yang dipakai untuk mengelabuhi petugas. “Mereka memang mempersiapkan untuk melakukan penyerangan,” ungkap Teguh saat ditemui di Mapolsek, Senin (23/11/2015).

Sesampai di SMA Ngaglik, para geng pelajar ini langsung melakukan penyerangan ke sekolah tersebut. Selain memakai pedang, mereka juga melemparkan serbuk silica, beruntung tidak mengenai mata pelajar lain. Tak terima dengan tindakan geng pelajar itu, para siswa SMA di Ngaglik memilih keluar bahu membahu melakukan perlawanan.

Lantaran kalah jumlah, salah satu pimpinan geng pelajar ini menginstruksikan kepada anak buahnya untuk mundur. Para pelaku pun kabur dan langsung meninggalkan SMA tersebut.

Sejumlah pelajar SMA Ngaglik mengejar para pelaku. Kejar-kejaran para pelajar yang masih memakai seragam itu sempat menyita perhatian warga. Bahkan para geng pelajar yang kabur dengan beringas mengacung-acungkan parang di sepanjang jalan membuat warga ketakutkan.

“Warga banyak yang melihat di sepanjang jalan, lalu menginformasikan ke kami. Lalu kita cegat di simpang empat Beran dan tertangkap di Pendowoharjo,” tegasnya.

Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnaen menambahkan, delapan pelaku berhasil diringkus petugas. Dua pelajar diantaranya yaitu IM, 17, warga Turi dan BT, 16, asal Mlati ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata tajam. Sedangkan enam lainnya diwajibkan lapor tiap dua kali dalam sepekan di Mapolsek Sleman. Mereka berasal dari salah satu geng pelajar dari dua sekolah.

Tujuh bungkus plastik berisi serbuk silica serta pedang, gir dan stik besi diamankan dari para pelaku. Pengakuan pelaku mendapatkan serbuk silica itu dengan membeli di Pasar Klithikan. “Itu sejenis serbuk untuk pemadam kebakaran,” ujarnya.

Faried mengatakan, pihaknya sudah mempertemukan kedua pihak yang bertikai. Serta memanggil orangtuanya. Dua pelajar yang ditetapkan tersangka karena membawa senjata tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya