Jogja
Kamis, 8 Januari 2015 - 14:20 WIB

TAWURAN PELAJAR SLEMAN : Penantang Tak Muncul di Lokasi yang Disepakati

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pelajar SMK Bina Patria I Sukoharjo berikrar antitawuran antarpelajar di depan sekolah, Sabtu (29/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Tawuran pelajar Sleman terjadi antara pelajar dari salahsatu SMA di Tempel yakni geng Gito Gati Street Teror (GGST) dan salahsatu SMA di Seyegan. Karena GGST tidak datang di lokasi yang disepakati untuk tawuran, pelajar Seyegan langsung menyerang di salah satu sekolah di Tempel.

Harianjogja.com, SLEMAN-Persiapan tawuran dimulai dengan kedua kubu geng pelajar itu masih sama-sama bertahan di sekitar sekolah masing-masing hingga sore pada Senin (5/1/2015) lalu. Dengan alasan harga diri, geng pelajar asal Seyegan memilih menaati kesepakatan lokasi tawuran di salahsatu lokasi kawasan Klegung, Sleman.

Advertisement

Karena di lokasi tidak menemui rombongan GGST, pelajar Seyegan pun nglurug ke tempat nongkrong pelajar SMA salahsatu sekolah di Tempel tersebut. Mereka mempersenjatai diri dengan pedang, gir dan batu. Beberapa diantaranya memakai cadar agar tidak dikenali wajahnya. Tepat sekitar pukul 16.30 WIB geng tersebut tiba di kawasan Karanggayam, Sumberrejo tempat GGST nongkrong. Baku hantam kedua kubu pun tak dapat dielakkan.

Salahsatu pelajar asal Seyegan mengaku sengaja ikut tawuran karena ditantang.

“Sebelumnya sudah janjian, mereka [GGST] menantang dulu dengan mengirim empat orang utusan, ya terus kita ke sana [nglurug], sampai lokasi dia juga sudah siap menyerang duluan,” ungkap FR, 16, salahsatu pelajar yang diamankan di Mapolres, Rabu (7/1/2015).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif