SOLOPOS.COM - Salah satu pegawai Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) R. Huddy Santiadji Musiawan Murharyanto yang lembur melayani amnesti pajak saat malam tahun baru, Sabtu, 31 Desember 2016. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Tax Amnesty periode kedua berakhir bersamaan dengan malam tahun baru

Haranjogja.com, JOGJA-Pegawai pajak rela menghabiskan malam tahun baru di kantor demi melayani wajib pajak yang ingin mengikuti tax amnesty. Mereka rela meninggalkan keluarganya demi tugas yang diemban.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Akhir periode II tax amnesty kali ini menjadi tantangan besar bagi pegawai Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) DIY karena hari terakhir tax amnesty bertepatan dengan malam tahun baru.

Kebijakan kantor yang mewajibkan seluruh pegawainya lembur sampai pukul 24.00 WIB pun menghalangi niat pegawai untuk merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga.

Salah satu pegawai bernama Huddy, yang juga memegang kendali sebagai salah satu ketua sub tim Posko 24 Tax Amnesty, juga mengalami hal itu. Biasanya, pria bernama lengkap R. Huddy Santiadji Musiawan Murharyanto ini selalu melewati detik-detik pergantian tahun bersama keluarga besarnya. Mereka berkumpul dan makan bersama untuk sekedar melepas rindu sembari menyaksikan meriahnya pesta kembang api.

Namun, khusus tahun baru ini kemeriahan itu sebatas hayalan karena ia harus lembur sampai pukul 24.00 WIB demi melayani wajib pajak. Ia juga baru kali ini merasakan lembur saat malam tahun baru. Bapak 45 tahun ini pun mencoba memahamkan kepada istri dan kedua putranya tentang tugas besarnya itu.

“Ya protes pasti ada tapi saya memahamkan pada mereka bahwa tax amnesty ini tidak terjadi setiap tahun. Bahkan ini sejarah,” kata Huddy pada Harianjogja.com di kantornya, Sabtu (31/12/2016) malam.

Ia merasa lembur kali ini terasa tiada beban karena ia lembur bersama seluruh pegawai Kanwil DJP yang berjumlah 113 orang. Hal itu pun menjadi pemicunya untuk bersemangat dan antusias. Saking antusiasnya, ia sampai tak memperhitungkan berapa gaji lembur yang akan ia terima nanti.

“Kalau banyak temannya jadi tidak merasa lembur. Seperti kerja di pagi hari,” ujar Huddy yang sudah bekerja di kantor pajak sejak 1998 itu.

Untuk mengondisikan tubuhnya, tak lupa Huddy menambah asupan multivitamin selama seminggu ini. Ia tak ingin pekerjaannya ikut terganggu karena kesehatan tubuhnya bermasalah.

Pria lulusan Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sehari-harinya menjabat sebagai Kepala Seksi Evaluasi Keberatan, Banding dan Pengurangan Kanwil DJP DIY ini merasa beruntung, selama lembur, asupan makanan sehat selalu tersedia di kantor. Ada buah-buahan sehat yang disediakan. Beruntung baginya karena tim suporting dan bagian pelayanan SPH bisa bersinergi.

Mengenakan kemeja putih motif kotak rangkap sweater tebal biru, Huddy masih terlihat energik meski ia sudah mengantor hampir 12 jam. Waktu yang saat itu sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB tak memperlihatkan raut muka dan semangatnya yang lesu.

Setelah menyantap semangkuk bakso yang disediakan khusus bagi pegawai yang lembur, ia semakin semangat mengantarkan Harianjogja.com memantau setiap ruangan pelayanan amnesti pajak di gedung tujuh lantai di Kanwil DJP DIY tersebut, mulai pelayanan Kanwil DJP DIY di lantai 3, pelayanan KPP Pratama Sleman di lantai 5, dan pelayanan amnesti pajak KPP Pratama Wates di lantai 6.

Selama lembur, pria yang tinggal di Pogung Baru, Sendangadi, Mlati, Sleman ini memastikan tidak ada meja kosong. Setiap bagian pelayanan harus terisi petugas karena selama 24 jam nonsetop tidak ada jam untuk istirahat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya